Berita

Anggaran Pendidikan 2026: Rp 335 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis, Namun Dikhawatirkan Kurangi Alokasi untuk Beasiswa dan Kesejahteraan Guru

Avatar photo
2
×

Anggaran Pendidikan 2026: Rp 335 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis, Namun Dikhawatirkan Kurangi Alokasi untuk Beasiswa dan Kesejahteraan Guru

Sebarkan artikel ini

Surabaya – Porsi Anggaran Pendidikan Menuai Pro dan Kontra

Pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar Rp 757,8 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 335 triliun atau hampir separuhnya diperuntukkan bagi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini mengundang perdebatan di kalangan akademisi dan masyarakat.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Achmad Hidayatullah, PhD, menilai bahwa program MBG berpotensi memberikan dampak positif. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi peserta didik, tetapi juga diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Namun, Hidayatullah menyoroti besarnya porsi anggaran tersebut yang diambil dari alokasi pendidikan yang seharusnya bermanfaat untuk sektor lain.

“Jika anggaran MBG sebesar Rp 335 triliun ini diambil dari alokasi anggaran pendidikan yang seharusnya mencapai 20 persen, apa yang akan tersisa untuk beasiswa, kesejahteraan guru, dan infrastruktur pendidikan?” ungkap Hidayatullah dalam keterangannya pada Selasa, 26 Agustus 2025. Ia menilai penting bagi pemerintah untuk memberikan penjelasan yang jelas mengenai skema pembiayaan MBG, serta mempertimbangkan sumber dan cara pendanaan alternatif.

Di samping itu, Hidayatullah mengungkapkan keprihatinan atas lemahnya dukungan pendidikan di daerah tertinggal. Ia mencatat, kesejahteraan guru yang belum memadai dan minimnya anggaran riset di perguruan tinggi menjadi isu penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah. “Jika kita bandingkan dengan negara maju, anggaran pendidikan kita bukan hanya kecil, tetapi juga terhambat oleh kerumitan administrasi,” tambahnya.

Dari total anggaran pendidikan 2026, setelah program MBG, anggaran berikutnya terbesar dialokasikan untuk tunjangan guru dan dosen sebesar Rp 178,7 triliun, dan Rp 64,3 triliun untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain itu, pemerintah juga menganggarkan Rp 57,8 triliun untuk beasiswa seperti LPDP, KIP, dan PIP.

Meski mendapatkan kritik, pemerintah menjelaskan bahwa MBG merupakan langkah investasi pendidikan jangka panjang. Hidayatullah mengacu pada sejumlah penelitian internasional yang menunjukkan bahwa pemberian makanan bergizi di sekolah dapat membawa manfaat signifikan. Misalnya, studi oleh Kristjansson (2006) menunjukkan bahwa program ini mampu meningkatkan kemampuan matematika siswa, sementara penelitian Zenebi et al. (2018) membuktikan peningkatan kehadiran sekolah dan pertumbuhan fisik anak yang lebih baik.

“Negara-negara maju telah melaksanakan program serupa sejak lama. Indonesia tidak boleh tertinggal dalam hal ini,” pungkas Hidayatullah, menegaskan pentingnya membangun fondasi pendidikan yang kuat untuk generasi mendatang.

Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah diharapkan dapat menyeimbangkan alokasi anggaran agar semua aspek pendidikan, termasuk kesejahteraan guru dan infrastruktur, mendapatkan perhatian yang proporsional. Hal ini sangat penting demi menciptakan pendidikan yang berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.