Presiden Suriah Kunjungi Rusia Bahas Hubungan Bilateral dan Ekstradisi Assad
Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Suriah, Ahmed Al Sharaa, melakukan kunjungan resmi ke Rusia pada Rabu (15/10) untuk pertama kalinya sejak ia menjabat. Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, keduanya mendiskusikan beberapa isu penting, termasuk nasib mantan Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang kini berada di pengasingan di Moskow.
Dilaporkan oleh Reuters, dalam pertemuan tersebut, Al Sharaa menekankan komitmennya untuk menjaga hubungan baik yang telah terjalin lama antara Rusia dan Suriah. “Ada hubungan bilateral dan kepentingan bersama yang mengikat kami dengan Rusia. Kami menghormati semua perjanjian yang telah dibuat dan kini sedang berupaya mendefinisikan ulang sifat hubungan Suriah dengan Rusia,” ungkap Al Sharaa dalam pernyataannya kepada Putin.
Sebagai tanggapan, Putin menyatakan bahwa Moskow siap untuk melakukan langkah-langkah konkret yang dapat memberikan manfaat bagi kedua negara, merujuk pada “langkah awal yang menarik” yang telah diulas dalam pertemuan mereka.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, menambahkan bahwa Rusia bersedia terlibat dalam proyek-proyek minyak di Suriah sekaligus membantu pemulihan sektor energi, rel kereta api, dan infrastruktur lainnya yang rusak akibat perang saudara. “Perusahaan-perusahaan Rusia telah beroperasi di Suriah selama ini, terutama dalam sektor perminyakan. Kami siap untuk berkontribusi dalam pengembangan ladang-ladang yang terhenti dan juga ladang-ladang baru,” katanya kepada wartawan.
Kremlin sebelumnya juga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan ini, nasib dua pangkalan utama Rusia di Suriah—pangkalan udara Hmeimim di Provinsi Latakia dan fasilitas angkatan laut di Tartous—akan menjadi salah satu agenda pembahasan. Sumber dari pemerintah Suriah mengindikasikan bahwa para pejabat mereka berusaha mendapatkan jaminan dari Rusia agar tidak memberikan dukungan dalam mempersenjatai kembali sisa-sisa pasukan Assad. Al Sharaa juga berharap Rusia dapat membantu dalam membangun kembali kekuatan militer Suriah.
Selain itu, sumber yang sama menyebutkan bahwa Al Sharaa juga akan meminta kepada Putin untuk menyerahkan Assad agar dapat diadili. Perlu diketahui, Assad telah melarikan diri ke Rusia setelah ia digulingkan oleh kelompok yang dipimpin Al Sharaa pada bulan Desember lalu. Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa Kremlin memberikan perlindungan kepada Assad dan keluarganya karena nyawanya terancam.
Dukungan Rusia terhadap rezim Assad selama bertahun-tahun, dengan mengerahkan kekuatan militernya untuk melawan kelompok pemberontak, menciptakan spekulasi bahwa Putin kemungkinan besar tidak akan setuju untuk menyerahkan sekutunya kepada Al Sharaa. Kunjungan ini menjadi langkah penting bagi Suriah untuk memperkuat kerjasama dengan Rusia di tengah ketidakpastian politik yang masih melanda kawasan tersebut.
Dengan adanya dialog dan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan ini, diharapkan bahwa kedua negara dapat menghadapi tantangan yang ada dan melanjutkan hubungan strategis yang telah dibangun selama ini.






