Nasional

Kemenhub Rencanakan Pembangunan Enam Pusat Perawatan Pesawat di Indonesia

Avatar photo
12
×

Kemenhub Rencanakan Pembangunan Enam Pusat Perawatan Pesawat di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Pembangunan Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Diumumkan Kementerian Perhubungan

Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengumumkan rencana pembangunan enam pusat perawatan pesawat udara terpadu atau Approved Maintenance Organization (AMO) di berbagai wilayah strategis Indonesia. Rencana tersebut bertujuan untuk memperkuat industri perawatan pesawat nasional agar dapat bersaing dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Sokhib Al Rokhman, menyampaikan bahwa pusat-pusat AMO akan dibangun di Batam, Kertajati, dan Bandara Budiarto Curug di bagian barat, Makassar di tengah, serta Timika dan Sentani di zona timur Indonesia. “Kami ingin membangun industri AMO di enam lokasi yang telah ditentukan,” ungkap Sokhib usai menghadiri forum Indonesia Maintenance, Repair and Overhaul Summit (IMROS) 2025 di Jakarta.

Pembangunan ini merupakan bagian dari grand design Kemenhub untuk menciptakan pusat perawatan pesawat terintegrasi, yang diharapkan dapat mempercepat transformasi industri penerbangan nasional menuju kemandirian dan efisiensi operasional. Sokhib menekankan bahwa penguatan industri AMO adalah langkah krusial yang dikejar pemerintah melalui penyediaan kawasan khusus yang dikenal dengan sebutan AMO Center.

Diharapkan, kawasan AMO ini akan menjadi pusat kegiatan industri perawatan pesawat sebanding dengan Seletar di Singapura, Subang Aerospace Park di Malaysia, Don Mueang di Thailand, dan U-Tapao di Vietnam. Menurut Sokhib, Indonesia mempunyai potensi besar untuk bersaing dengan negara-negara tersebut, berkat lokasi geografis yang strategis dan tingginya kebutuhan layanan perawatan pesawat di dalam negeri.

Sokhib menambahkan bahwa pemerintah akan mengadaptasi model pengembangan kawasan perawatan pesawat yang diterapkan di Malaysia, di mana Subang Airport sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus. Langkah serupa juga akan diterapkan di Kertajati dan Budiarto Curug, dengan tujuan menghadirkan kawasan maintenance, repair, and overhaul (MRO) yang dapat berkompetisi secara regional dan global.

Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas di Batam telah dimulai berkat investasi dari Lion Group melalui Batam Aero Technic (BAT), dan diharapkan Garuda Maintenance Facility (GMF) akan segera memperluas operasinya di sana. Kemenhub meyakinkan bahwa ketersediaan lahan tidak akan menjadi halangan, sebab Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi telah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan kawasan MRO di Kertajati dan Budiarto.

Dalam pengembangan AMO Center, Sokhib menyampaikan bahwa skema pembiayaan akan menggunakan modal non-APBN melalui kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri perawatan pesawat, baik nasional maupun internasional. Pemerintah akan menyediakan lahan serta infrastruktur dasar, sementara pembangunan fasilitas akan dilakukan oleh pihak swasta melalui kemitraan dan skema joint venture dengan produsen global.

Kolaborasi ini membuka peluang kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Boeing dan GMF, serta Airbus dengan mitra lokal, mengikuti praktik yang telah terbukti efektif di Singapura dan Thailand. Fokus dari pusat AMO di Timika dan Sentani adalah pada dukungan operasional pesawat kecil seperti Cessna Caravan dan Pilatus, yang banyak beroperasi di wilayah timur Indonesia.

Dengan menjalankan proyek ini, diharapkan Indonesia dapat menghadirkan standar baru dalam industri perawatan pesawat, meningkatkan daya saing, serta membuka lebih banyak lapangan kerja di sektor ini.