Internasional

Iran Kritisi Trump: Seruan Perdamaian Tak Sejalan dengan Tindakan AS

Avatar photo
17
×

Iran Kritisi Trump: Seruan Perdamaian Tak Sejalan dengan Tindakan AS

Sebarkan artikel ini

Iran Kritik Seruan Perdamaian Trump yang Tak Sejalan dengan Tindakan AS

Jakarta, CNN Indonesia— Kementerian Luar Negeri Iran menanggapi kritik terhadap seruan Presiden Donald Trump untuk berdialog dan berdamai dengan Teheran. Mereka menegaskan bahwa keinginan tersebut tidak sejalan dengan tindakan agresif yang terus dilakukan Amerika Serikat terhadap rakyat Iran.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh AFP, Iran menyatakan bahwa seruan untuk perdamaian dan dialog dari Trump justru diiringi dengan perilaku permusuhan dan kriminal. “Keinginan untuk perdamaian yang mereka ungkapkan bertolak belakang dengan tindakan permusuhan yang terus terjadi,” tegas pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Iran pada Selasa (14/10).

Kemlu Iran juga mengingatkan kembali peristiwa tragis ketika serangan pasukan Amerika Serikat menargetkan fasilitas nuklir dan pemukiman penduduk di Iran pada bulan Juni lalu, yang dikenal sebagai Perang 12 Hari. Serangan itu menyebabkan lebih dari 1.000 jiwa melayang. Iran menyoroti hipokrisi di balik seruan Trump, “Bagaimana mungkin seseorang yang menyerang minta perdamaian dan persahabatan?” tanyanya.

Selain itu, Iran mengkritik pernyataan Trump yang menyudutkan negara tersebut dengan tuduhan mengancam tetangganya serta memicu konflik dengan kelompok-kelompok proksi di kawasan. Barat sering menyebut bahwa Iran mendanai serta melengkapi kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, yang dituding melakukan serangan terhadap Israel. Teheran membantah semua tuduhan tersebut, dengan menyebutnya sebagai pernyataan yang tidak bertanggung jawab dan memalukan. “Amerika Serikat tidak memiliki moral untuk menuduh pihak lain,” tutur pernyataan resmi Kemlu Iran.

Pernyataan ini mencuat setelah Trump melakukan pidato di Parlemen Israel pada Senin (13/10). Dalam kesempatan itu, Trump memuji negara Zionis karena berhasil membunuh sejumlah pemimpin militer Iran serta ilmuwan negara tersebut. Ia juga mengisyaratkan bahwa jika Israel dan Amerika tidak mengambil tindakan terhadap Iran, kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak akan tercapai. Menurut Trump, penghentian program nuklir Iran dapat membuka peluang bagi lebih banyak negara Arab untuk menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel.

Meskipun menyebut Iran sebagai negara yang “lemah”, Trump tetap menyatakan akan membuka pintu perundingan dengan Teheran. Ia menyatakan, “Saya pikir Iran akan ikut. Saya ingin mencabut sanksi ketika mereka siap berdialog. Mereka tidak akan bisa bertahan dengan sanksi-sanksi itu, karena sanksi-sanksi tersebut sangat berat.”

Melihat perkembangan ini, sikap Iran yang keras menanggapi upaya diplomasi dari AS mencerminkan ketegangan yang belum mereda dalam hubungan antara kedua negara. Ke depannya, apakah pernyataan dan tindakan sepihak ini akan mengarah pada resolusi konflik atau justru semakin memperburuk keadaan, menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat internasional.