Berita

Pemerintah Siap Benahi Bangunan Ponpes Al-Khoziny Pasca Ambruk di Sidoarjo

Avatar photo
7
×

Pemerintah Siap Benahi Bangunan Ponpes Al-Khoziny Pasca Ambruk di Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo meninjau lokasi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, pada Senin (6/10/2025). Dalam kunjungannya, Dody memastikan bahwa pemerintah akan segera melakukan perbaikan struktur ponpes untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.

Kunjungan ini dilakukan bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI Mohammad Syafi’i, dan Kapolresta Sidoarjo Kombes Christian Tobing. Dody menegaskan, saat ini fokus utama pemerintah adalah pencarian dan penyelamatan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

“Proses evakuasi terus berjalan, dan kami akan bertahap memperbaiki bangunan yang ambruk. Namun, prioritas saat ini adalah memastikan keselamatan semua yang terlibat,” tutur Dody di lokasi.

Bangunan Ponpes Al-Khoziny ambruk pada 29 September lalu saat santri sedang menjalankan salat Ashar di musala yang sedang dalam tahap pembangunan. Hingga kini, tim SAR gabungan terus bekerja keras untuk mengevakuasi korban, bahkan setelah tujuh hari berlalu.

Dody menambahkan, Kementerian PUPR akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah setempat untuk melakukan pendataan dan pembenahan terhadap seluruh bangunan pondok pesantren yang dinilai tidak memenuhi standar keselamatan dan infrastruktur.

“Kolaborasi antara Kementerian PU dan pemerintah daerah, serta lembaga terkait, sangat penting agar semua bangunan pondok pesantren diperbaiki sehingga kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya. Ia mengingatkan pentingnya keselamatan dan standar bangunan di lingkungan ponpes, tanpa mengurangi fungsi ponpes sebagai tempat belajar para santri.

Bagi masyarakat Sidoarjo, insiden ini tidak hanya menjadi perhatian, tetapi juga pendorong untuk meningkatkan kesadaran terhadap keselamatan bangunan di tempat-tempat pendidikan agama. Dengan banyaknya ponpes yang tersebar, pengawasan dan perbaikan infrastruktur sangat krusial untuk memberikan rasa aman bagi santri dan pengajar.

“Dari santri untuk santri, kami akan lakukan perbaikan secara bertahap. Kami tidak ingin pondok pesantren hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat yang aman bagi semua penghuninya,” tambah Dody.

Pemerintah pusat berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh elemen di masyarakat dalam memastikan perbaikan tidak hanya dilakukan di Ponpes Al-Khoziny, tetapi juga di pondok pesantren lain yang memiliki risiko serupa. Ini merupakan langkah preventif untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan sekaligus mendukung kegiatan belajar-mengajar di lingkungan pesantren.

(dpe/abq)