Liverpool Terpuruk: Tiga Kekalahan Beruntun dan Minim Ketajaman
Liverpool mengalami masa sulit setelah menelan tiga kekalahan beruntun di seluruh kompetisi, termasuk dua kekalahan yang terjadi di menit-menit akhir. Kekalahan terbaru mereka terjadi pada lanjutan Liga Inggris melawan Chelsea dengan skor 1-2 di Anfield, Sabtu (4/10) malam WIB. Gol penentu kemenangan Chelsea dicetak oleh Estevao pada injury time, menit ke-90+5.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan mengenai motivasi dan performa Liverpool di bawah tekanan. Wayne Rooney, mantan pemain Manchester United, menjelaskan bahwa meskipun Liverpool tidak bermain buruk melawan Chelsea, tim lawan menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk meraih kemenangan. “Saya pikir, Chelsea mau lebih,” ungkap Rooney dalam wawancaranya dengan BBC. Dia menambahkan bahwa Chelsea menunjukkan ketajaman dan tekad yang lebih tinggi, sedangkan Liverpool tampak tidak seperti tim yang biasanya kita kenal.
Awal musim Liverpool cukup menjanjikan dengan beberapa kemenangan, bahkan mencetak gol di menit-menit akhir. Namun, keadaan kini berbalik dan mereka belum menemukan cara untuk keluar dari keterpurukan ini. Dalam rentang waktu satu minggu, Liverpool juga mengalami kekalahan sebelumnya dari Galatasaray di Liga Champions dengan skor 0-1 pada tanggal 1 Oktober dan kalah 1-2 dari Crystal Palace pada 27 September.
Komentar kritis juga datang dari Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, yang menilai bahwa tim asuhan Jürgen Klopp saat ini bermain tanpa identitas sebagai sebuah tim. “Mereka tidak bermain sebagai tim sepak bola, tapi seperti tim basket. Mereka membiarkan kebobolan lalu berharap bisa membalas. Harusnya tidak seperti itu,” tegas Carragher. Ia menunjukkan keprihatinan bahwa meskipun Liverpool telah melakukan belanja pemain, penambahan tersebut tidak memberikan dampak pada kekuatan lini pertahanan.
Carragher menekankan pentingnya perbaikan mendalam untuk tim, khususnya di sektor pertahanan. “Kekalahan demi kekalahan akan terus datang, saya tidak akan terkejut. Arne Slot harus membenahi timnya,” tutupnya, merujuk pada kebutuhan mendesak untuk perubahan strategi dan perbaikan performa di lapangan.
Kondisi Liverpool saat ini mengekspresikan suatu tekanan besar bagi pelatih dan pemain. Penggemar berharap tim tersukses di Inggris ini dapat segera bangkit dari keterpurukan dan kembali tampil seperti sebelumnya. Untuk saat ini, fokus Liverpool adalah memperbaiki performa mereka dalam sisa kompetisi dan mengembalikan kepercayaan diri tim menjelang laga-laga berikutnya. Dengan peningkatan mental dan strategi permainan, ada harapan untuk meraih hasil positif di pertandingan mendatang.