Berita

Pemkab Jember Berikan Insentif Setara untuk Guru Ngaji dan Guru Kitab dari Semua Agama

Avatar photo
3
×

Pemkab Jember Berikan Insentif Setara untuk Guru Ngaji dan Guru Kitab dari Semua Agama

Sebarkan artikel ini

Pemkab Jember Beri Insentif untuk Guru Ngaji dan Guru Kitab Tanpa Diskriminasi

Pemerintah Kabupaten Jember, di bawah kepemimpinan Bupati Gus Fawait, meluncurkan program insentif yang diperuntukkan bagi guru ngaji dan guru kitab. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh pengajar agama di wilayah Jember, tanpa membedakan latar belakang atau keyakinan.

Program tersebut mencerminkan visi Gus Fawait untuk menjadikan Jember sebagai miniatur Indonesia yang menghargai keragaman dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Insentif ini diberikan langsung kepada pengajar yang telah menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Jember, Nurul Hafid Yasin.

“Penyaluran insentif ini kami lakukan dengan cepat dan transparan, merata untuk semua agama,” ujar Hafid. Ia menegaskan bahwa program ini mencakup semua pengajar agama, tanpa memandang latar belakang, baik muslim maupun non-muslim.

Pengalaman Positif dari Para Guru

Salah satu guru kitab, Ratno Eko Wiyanti, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Mengajar di Gereja Kristen Tirta Amerta (GKT) Ambulu sejak 2003, ia merasakan manfaat signifikan dari insentif yang diberikan. “Program bantuan ini sangat efektif dan tidak berdesak-desakan, sehingga sangat membantu kami yang memiliki waktu terbatas,” ujarnya.

Ratno mengungkapkan bahwa selama ini ia mengajar tanpa imbalan finansial, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. “Kami menganggap ini sebagai tanggung jawab moral untuk membantu umat,” katanya. Menurutnya, rencana penyaluran insentif langsung ke rumah para guru sangat diapresiasi, meski ia merasa mekanisme yang ada saat ini sudah cukup efisien.

Senada dengan Ratno, Muhammad Samhaji, seorang guru di Desa Jenggawah, juga memberikan pendapat positif. Ia menilai bahwa perhatian dari pemerintah bukan hanya terletak pada jumlah bantuan, namun lebih kepada penghargaan yang diterima. “Kami merasa dihargai dengan adanya insentif ini, yang tanpa potongan apapun,” ujarnya.

Implikasi Sosial untuk Masyarakat Jember

Program insentif ini tidak hanya memberikan manfaat finansial, tetapi juga memperkuat ikatan komunitas. Besar harapan bahwa dorongan ini mampu memotivasi guru ngaji dan pengajar agama lainnya untuk terus mengabdikan diri. “Kegiatan kami, seperti mengajarkan anak-anak dan melayani masyarakat, adalah bagian dari ibadah,” ungkap Samhaji.

Kepala Kesra Jember menambahkan, tahap kedua penyaluran insentif meliputi 6.761 guru yang sudah diverifikasi, dan ditargetkan selesai pada 16 Oktober 2025. Proses ini dilakukan tanpa pungutan untuk memastikan keadilan bagi semua pihak.

Kesimpulan: Fondasi Moral Jember yang Berkeadaban

Dengan peluncuran program insentif ini, Pemkab Jember menunjukkan keseriusan dalam memahami pentingnya pengajaran agama bagi masyarakat. Ini merupakan langkah menuju pembangunan yang tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi, tetapi juga spiritual dan moral. Melalui penghargaan yang diberikan kepada para guru, diharapkan fondasi moral bagi generasi mendatang dapat terus dibangun, menjadikan Jember sebagai daerah yang berkeadaban, berilmu, dan berakhlak mulia.