Jurnalis Prancis Tewas Akibat Serangan Drone di Ukraina
Jakarta, CNN Indonesia — Seorang jurnalis foto asal Prancis, Antoni Lallican (37), tewas dalam serangan drone di wilayah timur Ukraina pada Jumat (3/10). Dalam insiden tersebut, seorang jurnalis Ukraina bernama Georgiy Ivanchenko mengalami luka-luka. Lallican diketahui sedang melakukan tugas jurnalistik dengan mengikuti Brigade Keempat Ukraina dekat garis depan pertarungan melawan Rusia.
Kepala Brigade Lapis Baja Keempat menyatakan bahwa Lallican dan Ivanchenko mengenakan alat pelindung diri dan rompi bertuliskan ‘PRESS’ saat serangan terjadi di dekat area Druzhkivka, sekitar 20 kilometer dari garis depan di Donetsk. Ivanchenko dilaporkan dalam kondisi stabil setelah menerima perawatan medis.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyuarakan rasa duka cita mendalam atas kematian Lallican. Menurut Federasi Jurnalis Internasional dan Eropa, Lallican menjadi jurnalis pertama yang tewas akibat serangan drone dalam konflik antara Ukraina dan Rusia yang berlangsung sejak Februari 2022. Hingga saat ini, setidaknya 17 jurnalis telah kehilangan nyawa akibat peperangan ini.
Serangan Drone di Stasiun Kereta
Di sisi lain, serangan drone Rusia juga menargetkan stasiun kereta di Sumy, Ukraina timur laut, pada Sabtu lalu, yang mengakibatkan sedikitnya 30 orang terluka, termasuk penumpang dan staf kereta. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengkritik tindakan brutal ini sebagai penyerangan terhadap warga sipil. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa Rusia tampaknya menyadari bahwa mereka sedang menyerang objek sipil.
Zelensky membagikan video yang memperlihatkan kerusakan parah pada gerbong kereta, dengan logam bengkok dan jendela pecah. Lokasi stasiun Shostka berada sekitar 50 kilometer dari perbatasan Rusia, dan sejak invasi dimulai, militer Rusia sering menargetkan infrastruktur perkeretaapian Ukraina, yang merupakan jalur penting untuk mobilitas warga dan distribusi logistik.
Respon Militer Ukraina
Selain itu, gelombang serangan Rusia pada Sabtu dini hari juga menyebabkan sekitar 50 ribu rumah tangga di wilayah Chernigiv, Ukraina utara, kehilangan aliran listrik. Menanggapi serangan ini, militer Ukraina mengklaim telah menyerang sebuah kilang minyak besar di wilayah Leningrad, Rusia barat laut. Kyiv bertekad untuk meningkatkan serangan drone jarak jauh terhadap fasilitas energi Rusia sebagai balasan atas serangan harian Moscow terhadap kota dan jaringan listrik Ukraina.
Dalam konteks ini, dinamika perang di Ukraina semakin memunculkan tantangan bagi para jurnalis yang meliput konflik. Meskipun telah dilengkapi dengan perangkat pelindung, risiko tinggi tetap menghantui profesi ini di medan perang. Kedua peristiwa yang terjadi dalam waktu berdekatan tersebut menunjukkan meningkatnya potensi ancaman bagi sipil dan jurnalis yang berusaha untuk menghadirkan informasi kepada publik di tengah kegentingan situasi.
Konflik ini, yang telah merenggut banyak nyawa dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, terus berlanjut tanpa adanya tanda-tanda penyelesaian yang segera. Dari laporan ini, diperlukan perhatian masyarakat internasional untuk mendukung perlindungan terhadap jurnalis dan warga sipil yang terdampak dari konflik berkepanjangan ini.