Nasional

Macron Dukung Gencatan Senjata dan Upaya Damai Internasional

Avatar photo
5
×

Macron Dukung Gencatan Senjata dan Upaya Damai Internasional

Sebarkan artikel ini

Presiden Macron Dukung Upaya Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera di Gaza

Istanbul – Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan dukungan penuh terhadap upaya damai internasional setelah Hamas menyetujui rencana gencatan senjata dan pertukaran sandera yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump. Dalam unggahannya di media sosial, Macron menyatakan, “Kita punya peluang untuk membuat kemajuan nyata menuju perdamaian,” menunjukkan optimisme terhadap situasi yang berkembang.

Macron menekankan peran aktif Prancis dalam menciptakan kondisi yang mendukung perdamaian, bekerja sama dengan Amerika Serikat, Israel, Palestina, dan mitra global lainnya di PBB. Ia juga mengapresiasi upaya Trump dan timnya yang menunjukkan komitmen terhadap perdamaian di kawasan tersebut.

Setelah rencana tersebut dijelaskan, Macron meminta agar respons dari Hamas segera diimplementasikan, menegaskan bahwa gencatan senjata dan pembebasan semua sandera kini berada dalam jangkauan. Hamas sendiri sebelumnya telah setuju dengan isi rencana Trump, di mana permintaan tersebut mencakup pembebasan semua sandera Israel dan penyerahan pengelolaan Gaza kepada otoritas teknokrat Palestina yang independen.

Trump kemudian memberikan batas waktu bagi Hamas untuk menyetujui rencana tersebut, yaitu pada hari Minggu pukul 18.00 waktu Washington (2200 GMT). Rencana tersebut bertujuan untuk menjadikan Gaza sebagai zona bebas senjata dan memfasilitasi transisi pemerintahan yang diawasi oleh badan internasional baru di bawah kepemimpinan Trump.

Isi rencana mencakup pembebasan semua sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah persetujuan, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina yang saat ini berada di penjara Israel. Selain itu, dokumen tersebut menyerukan penghentian permusuhan, perlucutan senjata kelompok bersenjata di Gaza, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah tersebut, yang akan dikelola oleh otoritas teknokrat di bawah pengawasan Amerika Serikat.

Konflik yang berlarut-larut menyebabkan kondisi di Gaza semakin memburuk. Israel telah memblokade wilayah kantong Palestina berpenduduk hampir 2,4 juta orang selama hampir 18 tahun, yang sejak Maret lalu semakin diperketat dengan penutupan perbatasan dan larangan bantuan makanan serta obat-obatan. Akibatnya, banyak warga Gaza terancam kelaparan.

Sejak serangan udara Israel yang intensif dimulai pada Oktober 2023, hampir 66.300 warga Palestina tewas, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. PBB dan organisasi hak asasi manusia menyatakan bahwa Gaza kini hampir tidak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit menyebar di tengah kondisi pengungsian massal yang memprihatinkan.

Dengan perkembangan ini, harapan untuk perdamaian di kawasan tetap ada, meski tantangan besar masih harus dihadapi. Dukungan internasional dan tindakan cepat dari semua pihak yang terlibat menjadi kunci untuk mewujudkan solusi yang permanen dan berkelanjutan.