Internasional

Israel Bajak Armada Bantuan Kemanusiaan, 400 Relawan Diculik

Avatar photo
4
×

Israel Bajak Armada Bantuan Kemanusiaan, 400 Relawan Diculik

Sebarkan artikel ini

Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Dicegat, Ratusan Aktivis Diculik oleh Israel

Jakarta, CNN Indonesia – Armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Jalur Gaza, Palestina, telah diserang oleh pasukan Israel. Pada Rabu (1/10) malam waktu setempat, armada tersebut dicegat saat berada 85 kilometer dari perairan Gaza, mengakibatkan lebih dari 400 relawan, termasuk sejumlah aktivis internasional, diculik.

Juru bicara GSF, Saif Abukeshek, mengkonfirmasi bahwa dari kapal-kapal yang membawa bantuan tersebut, lebih dari 400 orang telah ditangkap. Di antara mereka terdapat aktivis asal Swedia, Greta Thunberg, serta 12 warga Malaysia. Abukeshek, yang merupakan salah satu pendiri GSF, menyatakan bahwa insiden ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan mengganggu upaya bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang sedang membutuhkan.

Para pendiri dari GSF merupakan individu-individu berpengaruh yang telah berjuang untuk kemanusiaan dan keadilan sosial di berbagai belahan dunia. Berikut adalah beberapa profil mereka:

  1. Kleoniki Alexopoulou – Seorang sejarawan ekonomi dan sosial asal Yunani, Kleoniki aktif dalam berbagai inisiatif kemanusiaan, termasuk membantu pengungsi.

  2. Yasemin Acar – Aktivis asal Turki-Jerman yang terlibat dalam Koalisi Armada Kebebasan, Yasemin berfokus pada keadilan sosial dan hak-hak pengungsi. Ia juga berkolaborasi dengan berbagai organisasi di Eropa untuk membantu komunitas pengungsi.

  3. Thiago Ávila – Anggota Brasil dari GSF, Thiago telah lama menyerukan solidaritas dengan Palestina dan terlibat aktif dalam berbagai upaya menciptakan kesadaran tentang penindasan yang dialami warga Palestina.

  4. Maria Elena Delia – Fisikawan dan pendidik asal Italia yang telah berkontribusi dalam berbagai proyek perlindungan anak dan membantu mengembangkan hak-hak Palestina.

  5. Muhammad Nadir Al-Nuri – Pemimpin kemanusiaan asal Malaysia yang merupakan pendiri Cinta Gaza Malaysia, dan berperan aktif dalam berbagai inisiatif kemanusiaan untuk rakyat Palestina.

  6. Marouan Ben Guettaia – Aktivis asal Aljazair yang memfokuskan upaya sosial terhadap solidaritas Palestina dan berperan dalam mobilisasi regional untuk mengakhiri pengepungan di Gaza.

  7. Wael Nawar – Aktivis politik Tunisi yang telah melibatkan diri dalam mobilisasi untuk rakyat Palestina setelah mengalami penindasan di negaranya sendiri.

  8. Hayfa Mansouri – Peneliti sosial asal Tunisia dengan minat dalam kebijakan pembangunan dan perubahan sosial, aktif dalam berbagai gerakan pemuda.

  9. Torkia Chaibi – Aktivis perempuan asal Tunisia yang terlibat dalam mobilisasi untuk hak-hak petani dan rakyat kecil, ini merupakan bagian dari upaya jangka panjangnya untuk mendukung Palestina.

Keberadaan dan misi mereka menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina. GSF berupaya untuk mematahkan pengepungan yang telah berlangsung lama di Gaza dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh mereka yang terjebak dalam konflik berkepanjangan ini.

Insiden ini bukanlah yang pertama kalinya, namun menjadi bukti nyata bahaya yang dihadapi oleh para aktivis kemanusiaan yang berjuang untuk hak-hak asasi. Upaya untuk mengirimkan bantuan bagi warga Gaza kini harus dihadapkan pada tantangan tambahan, dan masyarakat internasional diharapkan memberikan perhatian serta dukungan terhadap situasi ini.

Kesinambungan solidaritas internasional menjadi kunci dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina. GSF dan para pendirinya akan terus berjuang meskipun menghadapi ancaman, demi mendapatkan perhatian global terhadap penderitaan rakyat Gaza.