Hamas Siap Menanggapi Proposal Perdamaian AS untuk Jalur Gaza
Jakarta, CNN Indonesia – Kelompok milisi Hamas dari Palestina menyatakan akan segera memberikan tanggapan terhadap proposal damai yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai Jalur Gaza. Anggota biro politik Hamas, Mohammed Nazzal, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan isi dari proposal tersebut dan akan memberikan respons dalam waktu dekat.
Nazzal menegaskan bahwa Hamas memiliki hak untuk mengemukakan pandangannya sesuai dengan kepentingan rakyat Palestina. Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Kamis (2/10), ia menekankan, “Kami tidak berurusan dengan rencana ini, dengan logika bahwa waktu adalah pedang yang diarahkan ke leher kami.” Pernyataannya menggambarkan urgensi yang dirasakan oleh Hamas dalam menyikapi situasi saat ini.
Proposal perdamaian yang diajukan Trump mencakup 20 poin penting, termasuk penghentian serangan, pemulangan sandera, penarikan pasukan Israel, dan pembentukan pemerintahan sementara di Gaza. Selain itu, proposal ini juga menawarkan bantuan kemanusiaan secara besar-besaran untuk wilayah tersebut, pembangunan kembali infrastruktur yang hancur, serta pelucutan senjata bagi Hamas.
Usulan Trump ini mendapatkan dukungan dari berbagai negara, baik di Barat maupun di kalangan negara-negara Arab-Muslim. Israel pun dilaporkan memberikan persetujuan terhadap proposal ini. Namun, hingga saat ini, Hamas belum memberikan tanggapan resmi. Pada Selasa (30/9), Trump mengultimatum Hamas untuk memberikan jawaban dalam jangka waktu tiga hingga empat hari ke depan. “Kita beri tiga atau empat hari. Kita lihat bagaimana nanti. Semua negara Arab menyetujuinya. Negara-negara Muslim setuju. Israel juga setuju,” ujar Trump setelah meninggalkan Gedung Putih.
Lebih lanjut, Trump mengingatkan bahwa jika Hamas tidak menerima tawaran tersebut, konsekuensinya akan berat. “Kita tinggal menunggu Hamas. Jika Hamas tidak melakukannya, ini akan menjadi akhir yang sangat menyedihkan,” imbuhnya.
Tak dapat dipungkiri, situasi di Jalur Gaza tetap tegang dan penuh tantangan. Proposal yang diusulkan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan kondisi yang lebih aman dan damai bagi warga Palestina. Namun, tanggapan yang akan diberikan oleh Hamas akan sangat menentukan arah dialog selanjutnya.
Penegasan dari Nazzal dan ultimatum yang dikeluarkan oleh Trump menunjukkan betapa rumitnya dinamika politik di kawasan ini. Terlepas dari penawaran yang muncul, banyak pihak berharap agar segala keputusan yang diambil dapat memperhatikan hak dan kesejahteraan rakyat Palestina.
Dengan waktu yang semakin mendekat, perhatian dunia tertuju pada reaksi Hamas terhadap proposal yang diajukan. Respons ini akan menjadi salah satu momen krusial dalam upaya pencarian solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Berita ini menunjukkan perkembangan terbaru dalam konteks perdamaian di Jalur Gaza, di mana segala upaya dan reaksi dari berbagai pihak akan berkontribusi pada situasi keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.