Berita

Ojol Dipukul Opang di Blitar, Satu Tersangka Ditangkap

Avatar photo
3
×

Ojol Dipukul Opang di Blitar, Satu Tersangka Ditangkap

Sebarkan artikel ini

Konflik Ojek Online dan Ojek Pangkalan Berujung Kekerasan di Blitar

Blitar – Perselisihan antara pengemudi ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) kembali terjadi dan berakhir dengan tindakan kekerasan. Insiden tersebut melibatkan seorang pengemudi ojol bernama LHR (41), warga Srengat, yang mengalami penganiayaan di Terminal Tipe A Patria Blitar pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Polisi telah menetapkan satu orang sebagai tersangka dalam kasus ini, yakni BW (58), seorang pengemudi opang yang juga tinggal di Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Blitar. Konflik ini berawal dari kesalahpahaman terkait batas wilayah penjemputan penumpang. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Rudy Kuswoyo, LHR mendapat penumpang dari Terminal Patria dalam kondisi hujan deras. Untuk kepentingan pelanggan, ia terpaksa masuk ke dalam terminal untuk mengantarkan jas hujan.

Tindakan ini disalahartikan oleh BW, yang beranggapan bahwa LHR telah melanggar kesepakatan yang melarang ojol mengambil penumpang di area dalam terminal. BW pun memanggil LHR dan membawanya ke pos opang untuk memberi pelajaran. Di sana, BW melakukan pemukulan terhadap LHR.

“Korban mengaku dipukul lebih dari 10 kali di bagian wajah, perut, dan punggung,” ungkap AKP Rudy. Meskipun kejadian berlangsung di area ramai, polisi memastikan bahwa hanya BW yang terlibat berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV.

Setelah menerima laporan dari LHR, polisi segera mengambil tindakan. Pelaku berhasil ditangkap pada malam hari usai insiden tersebut. “Kita langsung mengamankan pelaku setelah mendalami laporan yang masuk,” tambah AKP Rudy.

Hingga Kamis, 2 Oktober 2025, pihak berwenang telah memeriksa empat saksi, termasuk korban, serta melakukan visum untuk menentukan tingkat keparahan luka yang dialami LHR. “Kami sudah menetapkan BW sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan ini,” tegasnya.

Polisi berharap bahwa insiden ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, serta mengingatkan kembali pentingnya kepatuhan terhadap kesepakatan yang telah dibuat antara ojol dan opang. Upaya untuk mengurangi bentrokan serupa diharapkan dapat menciptakan situasi yang lebih aman bagi komunitas transportasi daring dan konvensional di Indonesia.

Kerentanan yang terjadi dalam interaksi antara ojol dan opang ini mencerminkan ketegangan yang mungkin dapat teratasi melalui dialog yang lebih baik serta kesepakatan yang lebih jelas. Ojek online telah menjadi bagian penting dari sistem transportasi di Indonesia, dan untuk itu diperlukan kerjasama yang harmonis dalam menjalankan profesi masing-masing, demi keamanan dan kenyamanan masyarakat pengguna jasa transportasi.

Kejadian seperti ini tidak hanya mencerminkan tantangan dalam sektor transportasi, tetapi juga menyoroti perlunya sosialisasi mengenai regulasi dan tata cara beroperasi bagi semua pengemudi. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan insiden kekerasan serupa tidak akan terulang kembali dan semua pihak dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik di masa depan.