Internasional

Bocah 2 Tahun Ditanahkan Jadi Dewi Kumari di Nepal dalam Festival Indra Jatra

Avatar photo
4
×

Bocah 2 Tahun Ditanahkan Jadi Dewi Kumari di Nepal dalam Festival Indra Jatra

Sebarkan artikel ini

Bocah 2 Tahun Ditahbiskan Jadi Dewi Hindu-Buddha Dalam Festival Indra Jatra di Nepal

Jakarta, CNN Indonesia — Aryatara Shakya, bocah berusia 2 tahun 8 bulan, resmi ditahbiskan sebagai Kumari atau “dewi perawan” baru di Nepal pada Selasa (30/9). Penobatan ini berlangsung dalam rangkaian festival Indra Jatra, yang merupakan salah satu perayaan terpenting dan terpanjang dalam tradisi Hindu dan Buddha di negara tersebut.

Aryatara terpilih menggantikan Kumari sebelumnya yang sudah mencapai pubertas. Pemilihan Kumari ini dilakukan oleh komunitas Newar di lembah Kathmandu, khususnya oleh klan Shakya, yang memiliki sejarah panjang dalam tradisi ini. Kriteria untuk calon Kumari sangat ketat: mereka harus berusia antara 2 hingga 4 tahun, memiliki kulit, rambut, dan gigi yang bersih tanpa cacat, serta tidak boleh takut pada kegelapan.

Proses penobatan dimulai dengan keluarga Shakya yang menggendong Aryatara dari rumah menuju istana kuil, didampingi oleh kerabat, teman, serta umat Hindu dan Buddha yang datang memberi penghormatan. Dalam tradisi ini, para umat menyentuhkan dahi mereka ke dahi Kumari sebagai tanda pengharapan dan penghormatan. Mereka juga mempersembahkan bunga dan uang untuk dewi tersebut. Aryatara dijadwalkan memberikan berkah kepada umat, termasuk presiden Nepal, pada Kamis mendatang.

Ayah Aryatara, Ananta Shakya, mengungkapkan rasa syukur sekaligus kebanggaan atas penobatan putrinya. Dia menyatakan, “Kemarin dia masih putri saya, tapi hari ini dia bagaikan seorang dewi.” Ananta juga menceritakan bahwa dia dan istrinya merasakan tanda-tanda bahwa putri mereka akan menjadi dewi sejak dalam kandungan. “Saat hamil, istri saya bermimpi menjadi seorang dewi dan kami tahu dia akan menjadi seseorang yang sangat istimewa,” tambahnya.

Menjadi Kumari tidaklah mudah; mereka harus menjalani kehidupan yang terkurung dan memiliki sedikit teman. Kumari hanya diizinkan keluar beberapa kali dalam setahun, khususnya untuk menghadiri festival. Mantan Kumari sering mengalami kesulitan dalam beradaptasi kembali ke kehidupan biasa, termasuk saat bersekolah dalam lingkungan pendidikan umum. Tradisi masyarakat Nepal juga menyebutkan bahwa laki-laki yang menikahi mantan Kumari akan menghadapi nasib buruk, sehingga banyak mantan Kumari yang memilih untuk tetap melajang.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi Kumari mengalami perubahan. Para Kumari kini diizinkan menerima pendidikan dari guru privat di istana kuil dan bahkan memiliki akses ke televisi. Selain itu, pemerintah Nepal juga mulai memberikan tunjangan bulanan kepada mantan Kumari, yang saat ini berkisar sekitar $110.

Penobatan Kumari baru ini bukan hanya simbol keagamaan tetapi juga mencerminkan tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Nepal. Masyarakat tetap menghormati dan menjaga nilai-nilai warisan budaya mereka, sambil melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi di zaman modern.