Berita

Evakuasi Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berlangsung Hati-hati

Avatar photo
3
×

Evakuasi Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berlangsung Hati-hati

Sebarkan artikel ini

Evakuasi Berlanjut di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Keselamatan Korban Jadi Prioritas

SIDOARJO – Proses evakuasi santri dari reruntuhan bangunan Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny masih berlangsung hingga Rabu, 1 Oktober 2025. Meskipun alat berat seperti crane telah disiagakan, penggunaannya masih ditangguhkan demi keselamatan korban yang mungkin masih terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat kenapa alat berat tersebut belum digunakan. Menyikapi hal ini, Ega Prasutia, yang diduga anggota Tim SAR, memberikan penjelasan melalui akun TikTok-nya @egaprasutia. Dalam video yang telah ditonton lebih dari 240 ribu kali, Ega menggarisbawahi risiko yang dihadapi.

Menurut Ega, pola reruntuhan bangunan yang disebut sebagai “pancake” menyebabkan material bangunan saling bertumpuk dan tidak stabil. “Jika langsung diangkat menggunakan crane, bisa mengakibatkan runtuhan susulan, berisiko menghilangkan nyawa korban yang terjebak,” jelasnya. Oleh karena itu, metode evakuasi yang lebih aman dilakukan secara manual, yaitu dengan teknik shifting atau rolling, yang memungkinkan pemindahan material sedikit demi sedikit untuk menghindari risiko lebih lanjut.

Ega juga menyebutkan bahwa tim SAR berusaha mendapatkan waktu kritis untuk menemukan korban selamat. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Abdul Muhari, dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyatakan bahwa kondisi saat ini telah melibatkan 332 personel SAR gabungan dari berbagai instansi, termasuk BASARNAS, BPBD Jawa Timur, dan Dinas Sosial.

Mohon untuk tidak berspekulasi, karena tim sedang bekerja keras untuk menyelamatkan enam santri yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan. Komunikasi terus dilakukan dengan memberikan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban yang selamat. “Kami masih melakukan asesmen untuk memastikan situasi di lokasi,” ungkap Muhari.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan semua korban selamat telah ditemukan, langkah selanjutnya akan dilaksanakan dengan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban yang tidak dapat diselamatkan. Namun, prosedur ini baru akan dilakukan setelah dipastikan tidak ada potensi risiko runtuhan susulan.

Penting untuk dicatat, dalam penyelamatan struktur reruntuhan bangunan, terdapat berbagai pola yang diakui secara internasional, termasuk reruntuhan tipe pancake yang terjadi di Ponpes Al Khoziny. Struktur ini menunjukkan risiko tinggi, karena bahan bangunan cenderung bertumpuk secara horizontal, yang membuatnya sangat tidak stabil dan berpotensi untuk ambruk lebih lanjut.

Dengan melibatkan tim ahli konstruksi, upaya pembersihan puing-puing di jalur evakuasi akan dilakukan secara cermat untuk menghindari dampak negatif dari getaran yang mungkin terjadi. Seminimal mungkin, pendekatan yang hati-hati akan meningkatkan keselamatan bagi semua orang yang terlibat.

Bantuan juga datang dari aparat TNI dan Polri yang berfungsi menjaga ketahanan tim serta memastikan ketertiban di lokasi evakuasi. Dukungan seperti ini sangat vital mengingat situasi darurat yang sedang dihadapi.

Dalam konteks lokal, peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan bangunan dan penegakan standar konstruksi yang baik untuk mencegah tragedi sejenis di masa depan. Masyarakat diharapkan dapat mendukung upaya penyelamatan dan memberi ketenangan bagi korban serta keluarganya.

Evakuasi ini menjadi perhatian utama banyak pihak dan diharapkan dapat berjalan dengan aman dan lancar, untuk memastikan semua korban mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.