Internasional

Trump dan Netanyahu Sepakati Proposal Perdamaian untuk Gaza

Avatar photo
3
×

Trump dan Netanyahu Sepakati Proposal Perdamaian untuk Gaza

Sebarkan artikel ini

Proposal Perdamaian Gaza: Trump dan Netanyahu Mencoba Capai Kesepakatan

Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setuju mendukung proposal perdamaian Gaza yang disponsori AS. Kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun. Trump mengekspresikan optimisme bahwa kesepakatan damai yang sulit dicapai ini akan disetujui oleh militan Hamas.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin (29/9), Trump menjelaskan bahwa proposal tersebut mencakup beberapa poin penting, antara lain realisasi gencatan senjata serta pembebasan sandera yang ditahan Hamas. Kepada wartawan, Trump berterima kasih kepada Netanyahu atas kesediaannya untuk mendukung rencana tersebut. “Jika kita bekerja sama, kita dapat mengakhiri kematian dan kehancuran yang telah kita saksikan selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, dan memulai babak baru keamanan, perdamaian, dan kemakmuran bagi seluruh kawasan,” ungkap Trump.

Rencana yang diusulkan oleh Trump berisi sebanyak 20 poin, yang mencakup gencatan senjata dan pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Selain itu, rencana ini juga mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah kantong Palestina, pelucutan senjata Hamas, serta pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan internasional.

Kunjungan Netanyahu ke Gedung Putih merupakan yang keempat kalinya sejak Trump menjabat kembali pada Januari 2025. Netanyahu, seorang pemimpin sayap kanan, berusaha memperkuat hubungan dengan AS setelah beberapa negara Barat secara resmi mengakui status negara Palestina minggu lalu. Meskipun Israel memiliki keraguan terhadap beberapa aspek rencana tersebut, Trump tetap berupaya mendapatkan persetujuan Netanyahu.

Langkah ini menunjukkan peningkatan upaya diplomatik dari Trump, yang selama kampanyenya untuk pemilihan presiden 2024 berjanji akan segera mengakhiri konflik berkepanjangan ini. Meskipun Trump telah mengklaim bahwa kesepakatan damai berada di ambang pencapaian, hingga kini belum ada buktinya. Ketidakhadiran Hamas dalam negosiasi menimbulkan pertanyaan mengenai kelangsungan inisiatif perdamaian terbaru ini.

Sebelumnya, Washington juga mempresentasikan rencana perdamaiannya kepada negara-negara Arab dan Muslim di sela-sela Sidang Umum PBB, dengan tujuan menutup celah komunikasi antara Netanyahu dan Trump. Namun, pada hari yang sama dengan pertemuan tersebut, Israel melanjutkan serangan besar-besaran di Kota Gaza. Dalam waktu singkat, gempuran ini menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.

Netanyahu menyatakan komitmennya untuk memusnahkan Hamas, bahkan saat kesepakatan damai sedang diusahakan. Upaya gencatan senjata yang didukung AS sebelumnya gagal menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas, di mana Netanyahu menegaskan akan melanjutkan serangan sampai Hamas benar-benar dibubarkan.

Dengan semua dinamika yang terjadi, harapan untuk perdamaian masih harus melalui jalan yang panjang dan penuh rintangan. Mengingat kompleksitas situasi yang ada, keberhasilan rencana ini masih tergantung pada banyak faktor, termasuk respons militan Hamas terhadap tawaran tersebut.