Kades Tempuran Mengklarifikasi Video Jogetnya yang Viral
Mojokerto – Kepala Desa (Kades) Tempuran, Slamet, mengakui kesalahannya setelah video dirinya berjoget bersama biduan di Kantor Kecamatan Sooko menjadi viral. Dalam pernyataannya, Slamet menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan pemerintah daerah, meskipun pengakuannya datang setelah video tersebut menyebar luas di media sosial.
Video yang memicu kontroversi ini direkam pada Rabu (10/9), usai rapat penutupan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang berlangsung di aula Kantor Kecamatan Sooko. Dalam klarifikasinya, Slamet menjelaskan bahwa kegiatan tersebut berlangsung setelah acara formal selesai. “Kegiatan joget itu dilakukan pada sesi ramah tamah, bukan bagian dari rangkaian acara pemerintah,” tegasnya.
Slamet, yang juga merupakan pengusaha sound system dan pimpinan grup orkes melayu, menambahkan bahwa penampilan organ tunggal dan biduan tersebut dihadirkan tanpa menggunakan anggaran dari pemerintah atau panitia. “Saya hanya membantu sebagai hiburan setelah acara selesai,” katanya. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dengan niat baik dan bukan untuk berpesta.
Dalam video berdurasi 20 detik, Slamet tampak asyik berjoget dengan seorang biduan berpakaian merah, sementara suasana di latar belakang menunjukkan suasana rapat. Melihat viralnya video ini, Slamet mengakui bahwa beberapa masyarakat memandangnya dengan cara yang berbeda. “Saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua masyarakat, termasuk Pemkab Mojokerto, karena telah menimbulkan keresahan,” ujar Slamet.
Kecamatan Sooko, tempat di mana insiden ini terjadi, mengandung makna tersendiri bagi masyarakat lokal. Momen perayaan yang dimaksud seharusnya menjadi waktu bagi warga untuk merayakan kemerdekaan, bukan menimbulkan kontroversi. Camat Sooko, Masluchman, menjelaskan berkenaan dengan peran Slamet dalam acara, “Dia adalah ketua panitia PHBN dan juga merupakan pengusaha sound system,” jelasnya.
Slamet juga menegaskan bahwa tidak ada niat untuk hura-hura dalam aksinya. “Itu adalah luapan kegembiraan karena suksesnya rangkaian acara di Kecamatan Sooko,” ungkapnya. Meski demikian, ia menyadari bahwa tindakan tersebut dapat dipersepsikan berbeda oleh publik dan berkomitmen untuk lebih berhati-hati di masa depan.
Viralnya video ini menggambarkan betapa cepatnya informasi dapat menyebar di era digital saat ini. Masyarakat diharapkan untuk lebih bijak dalam menanggapi informasi yang beredar, terutama terkait kepemimpinan publik. Dengan situasi ini, diharapkan ke depan para pemimpin desa dapat lebih peka terhadap penggambaran citra mereka di depan publik.
Akhir kata, insiden ini menjadi pelajaran bagi para pemimpin lokal untuk lebih berhati-hati dalam berperilaku, terutama di tengah situasi formal. Slamet berharap agar masyarakat dapat memaafkan kesalahannya dan melihat sisi positif dari kehadirannya dalam kegiatan-kegiatan komunitas.