Internasional

Netanyahu Puji Serangan Militer Israel-AS, Tekankan Pencegahan Kapasitas Nuklir Iran

Avatar photo
4
×

Netanyahu Puji Serangan Militer Israel-AS, Tekankan Pencegahan Kapasitas Nuklir Iran

Sebarkan artikel ini

Netanyahu Pujikan Aksi Militer Melawan Iran dalam Sidang PBB

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengapresiasi keberhasilan pasukan Israel dan Amerika Serikat dalam menghancurkan kemampuan militer Iran selama konflik yang berlangsung selama 12 hari pada bulan Juni lalu. Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Jumat (26/9), Netanyahu menegaskan pentingnya memastikan bahwa Iran tidak dapat membangun kembali kapasitas nuklir militernya.

Netanyahu menyatakan, “Pilot-pilot pemberani kami menetralkan pertahanan rudal Iran dan menguasai langit Teheran. Pilot-pilot pesawat tempur Israel dan pilot B-2 Amerika mengebom situs-situs pengayaan nuklir Iran.” Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Netanyahu bahwa aksi militer yang dilakukan telah menciptakan dampak signifikan terhadap keamanan regional.

Dalam pidatonya, Netanyahu juga memberikan pujian kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas kebijakan tegasnya terhadap Iran. Ia mengatakan, “Presiden Trump dan saya berjanji untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, dan kami menepati janji itu.” Janji tersebut, menurut Netanyahu, menjadi bagian integral dari upaya untuk menghalangi Iran meraih kekuatan nuklir.

Netanyahu mengajak Dewan Keamanan PBB untuk mengembalikan sanksi terhadap Iran, menekankan bahwa setiap upaya untuk memulihkan kapasitas nuklir militer Iran harus dihadapi dengan serangkaian tindakan tegas. “Kita tidak boleh membiarkan Iran membangun kembali kapasitas nuklir militernya,” tegasnya, sambil menambahkan bahwa “stok uranium yang diperkaya Iran harus dimusnahkan.”

Penting untuk dicatat bahwa serangan Israel terhadap Iran terjadi pada pertengahan Juni, yang memicu serangkaian respons dari Teheran, termasuk serangan rudal dan drone. Akibat serangan tersebut, sejumlah komandan militer senior dan ilmuwan nuklir Iran menjadi korban, di samping ratusan warga sipil. Target serangan Israel mencakup berbagai situs, mulai dari fasilitas militer hingga kawasan permukiman.

Meski perang berakhir dengan gencatan senjata pada 24 Juni, ketegangan antara kedua negara tetap tinggi. Para pejabat Iran telah memperingatkan potensi terjadinya konflik baru dalam waktu dekat. Meskipun mereka menyatakan tidak ingin perang, Teheran tetap menyatakan kesiapan untuk menghadapi setiap bentuk agresi.

Konflik ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam hubungan internasional, dan perkembangan selanjutnya tetap menjadi perhatian global. Dalam situasi ini, sikap dan tindakan negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Israel, akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan di kawasan Timur Tengah.

Dengan latar belakang yang terus berubah, perhatian dunia kini berfokus pada langkah-langkah selanjutnya dari kedua belah pihak dan kemungkinan terjadinya negosiasi yang dapat mengurangi ketegangan. Para pengamat politik memperingatkan bahwa situasi ini bisa berkontribusi terhadap meningkatnya konflik yang lebih luas jika tidak dikelola dengan hati-hati dan diplomatis.