Nasional

Rupiah Melemah Jadi Rp16.775 per Dolar AS, Dipengaruhi Kebijakan Suku Bunga Deposito Valas

Avatar photo
4
×

Rupiah Melemah Jadi Rp16.775 per Dolar AS, Dipengaruhi Kebijakan Suku Bunga Deposito Valas

Sebarkan artikel ini

Rupiah Melemah, Pemerintah Didorong Menaikkan Suku Bunga Deposito Valas

Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali melemah pada pembukaan perdagangan hari Jumat, tercatat sebesar Rp16.775 per dolar Amerika Serikat. Pelemahan ini terjadi akibat arahan pemerintah kepada bank-bank Himbara untuk meningkatkan suku bunga deposito valuta asing, yang seharusnya bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar.

Menurut Dzulfian Syafrian, Chief Economist Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), langkah pemerintah untuk menaikkan bunga deposito valas justru merangsang konversi rupiah ke valas di kalangan investor. “Saya melihat salah satu faktornya adalah arahan pemerintah kepada bank Himbara untuk menaikkan bunga deposito valas,” ujarnya.

Meskipun ini adalah langkah yang dimaksudkan untuk memperkuat nilai tukar, respons pasar menunjukkan sebaliknya. Banyak pelaku pasar dan pemegang aset dalam rupiah memilih untuk mengubah dananya menjadi valas, karena imbal hasil yang lebih menarik, sehingga memperparah pelemahan rupiah.

Dzulfian menegaskan bahwa untuk memperkuat nilai tukar, seharusnya pemerintah fokus pada instrumen khusus yang dapat menarik aliran dana asing, seperti Devisa Hasil Ekspor (DHE), Sekuritas Rupiah dari Bank Indonesia (SRBI), dan obligasi global. “Dengan catatan, hanya dana asing yang mendapatkan insentif ini, sehingga dapat meminimalkan konversi dari IDR ke USD,” tambahnya.

Bank Indonesia (BI), sebagai otoritas moneter, diperkirakan akan melakukan intervensi jika pelemahan rupiah semakin dalam. Namun, BI tidak akan mampu menjaga nilai tukar tersebut dalam jangka panjang mengingat keterbatasan cadangan devisanya. “Isunya bersifat struktural, sehingga desain kebijakan yang ada perlu ditingkatkan efektivitasnya,” jelas Dzulfian.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan di kalangan para ekonom dan pelaku pasar, dan membutuhkan tindakan yang lebih tegas dari pemerintah untuk mengurangi volatilitas nilai tukar.

Pergerakan nilai tukar ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia, yang diperkirakan akan terus berfluktuasi seiring dengan dinamika global. Para analis dan pelaku pasar sepakat bahwa diperlukan langkah-langkah yang strategis untuk mendukung rupiah dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.