Bupati Mojokerto Ingatkan Pejabat untuk Jaga Etika, Usai Aksi Kepala Desa Viral
Mojokerto – Aksi Kepala Desa (Kades) Tempuran, Slamet, yang viral karena asyik berjoget dengan biduan di Kantor Kecamatan Sooko, mendapatkan tanggapan tegas dari Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa, atau akrab disapa Gus Barra. Ia mengingatkan semua kades dan camat di wilayahnya untuk tidak melakukan kegiatan yang berpotensi kontroversial dan dapat menyakiti hati masyarakat.
“Di saat kondisi bangsa kita seperti ini, lebih baik menggelar kegiatan yang bersifat kemanusiaan seperti sedekah dan pengajian, yang jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Gus Barra dalam konferensi pers pada Jumat (26/9/2025).
Aksi tersebut terjadi saat penutupan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 pada akhir Agustus lalu. Video berdurasi 20 detik yang merekam Kades Slamet berjoget dengan seorang biduan bergaun merah ini sempat viral di media sosial, memicu beragam reaksi dari masyarakat.
Gus Barra menuturkan pentingnya menjaga etika di depan publik, mengingat setiap tindakan pejabat publik selalu menjadi sorotan masyarakat. “Dengan menjaga etika, kita dapat menghindari sentimen negatif terhadap pejabat publik, dari level Kades hingga Bupati,” imbuhnya.
Camat Sooko, Masluchman, menjelaskan bahwa Kades Slamet juga memiliki latar belakang sebagai pengusaha sound system serta pimpinan orkes melayu. Dia menjabat sebagai ketua panitia PHBN nakhoda acara tersebut. “Jadi, aksinya bukan tanpa alasan. Namun, kami semua harus tetap bijak dalam bersikap di depan publik,” katanya.
Tindakan Kades yang viral ini bukanlah yang pertama kali menimbulkan diskusi di kalangan masyarakat. Banyak yang menilai bahwa pejabat seharusnya lebih fokus pada kegiatan yang lebih substansial dan berdampak positif bagi komunitas. Masyarakat Mojokerto, yang dikenal sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan budaya, berharap agar para pemimpin mereka dapat menjadi teladan dalam menjaga akhlak dan etika.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab publik. Dalam era media sosial, segala tindakan pejabat publik dapat dengan mudah tersebar dan direspons oleh masyarakat. Oleh karena itu, Gus Barra menekankan perlunya pemahaman yang lebih mendalam dari para pemimpin lokal mengenai peran mereka dalam membangun kepercayaan publik.
Di tengah dinamika yang sedang berlangsung, harapan akan kebijakan dan tindakan positif dari para pemimpin lokal terus menjadi harapan masyarakat. Aksi Kades Slamet harus menjadi pembelajaran bagi semua pemimpin di Mojokerto untuk mementingkan kemanusiaan dan etika dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Melalui surat terbuka ini, diharapkan para pejabat dapat menyadari stigma negatif yang muncul dari kegiatan yang dianggap tidak sesuai, demi menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua. Masyarakat berhak mendapatkan pemimpin yang bersikap bijaksana dan penuh perhatian terhadap kebutuhan serta aspirasi mereka.
Dengan demikian, implikasi dari peristiwa ini dapat menjadi pendorong bagi semua pemimpin untuk lebih responsif dan etis dalam menjalankan visi dan misi mereka.