Nasional

Membangun Masa Depan Gaza: Sugiono Tegaskan Hak Rakyat Palestina Memimpin Proses Stabilitas

Avatar photo
5
×

Membangun Masa Depan Gaza: Sugiono Tegaskan Hak Rakyat Palestina Memimpin Proses Stabilitas

Sebarkan artikel ini

Menteri Luar Negeri Tekankan Pentingnya Kemandirian Palestina dalam Proses Masa Depan Gaza

NEW YORK – Dalam pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80, Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa kemandirian rakyat Palestina dalam menentukan masa depan Gaza adalah hal yang tidak dapat ditawar. Pernyataan ini disampaikan saat acara bertajuk “High-Level Meeting on the Day After and Stabilization Efforts in Gaza” pada Selasa (23/9).

Sugiono menekankan, “Kami meyakini bahwa masa depan Gaza harus tetap berada di tangan rakyat Palestina sendiri.” Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas Indonesia dalam mendukung kedaulatan dan hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa intervensi pihak lain.

Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari 11 negara, Liga Arab, dan Uni Eropa ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot. Dalam forum ini, peserta berdiskusi mengenai pembentukan misi stabilisasi internasional di bawah PBB guna membantu pengamanan dan rekonstruksi Gaza.

Sugiono menyoroti pentingnya gencatan senjata sebagai langkah awal menuju stabilitas di wilayah tersebut. Ia menekankan, “Tanpa perdamaian di lapangan, tidak ada rencana yang dapat dijalankan. Gencatan senjata adalah syarat utama bagi seluruh upaya ke depan.” Pernyataan ini menjadi sorotan mengingat situasi di Gaza yang terus memerlukan perhatian dan tindakan konkret dari komunitas internasional.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masa depan harus diartikan sebagai akhir dari pendudukan yang telah berlangsung lama. Sugiono juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi dalam misi perdamaian PBB, dengan penekanan pada perlindungan warga sipil, jaminan akses kemanusiaan, dan upaya memperkuat stabilitas kawasan.

Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari Deklarasi New York yang dihasilkan dalam KTT PBB pada 28-30 Juli 2025 dan mendapatkan pengesahan dari Majelis Umum pada 12 September lalu. Indonesia tercatat sebagai salah satu anggota dalam kelompok kerja konferensi tersebut, menunjukkan komitmen yang tinggi dalam isu perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Di samping Indonesia dan Prancis, negara-negara lain yang turut hadir adalah Mesir, Yordania, Italia, Inggris, Arab Saudi, Kanada, Jerman, Uni Emirat Arab, Qatar, serta perwakilan dari Uni Eropa dan Liga Arab. Keberagaman partisipasi ini mencerminkan upaya kolektif komunitas internasional dalam mencari solusi yang permanen untuk perdamaian di Gaza.

Pernyataan dan inisiatif yang dikeluarkan dalam pertemuan ini dipandang sebagai langkah penting dalam upaya menciptakan stabilitas di wilayah yang telah lama dilanda konflik. Komitmen Indonesia untuk terlibat langsung dalam misi perdamaian di Gaza menjadi bagian dari tanggung jawab global dalam merawat perdamaian dan keadilan sosial di dunia.

Krisis yang terus berlangsung di Gaza menunjukkan perlunya kerja sama multilateral untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar rakyat Palestina terpenuhi dan bahwa mereka dapat hidup dalam keadaan yang lebih baik di masa depan. Keterlibatan aktif Indonesia di forum internasional ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi proses perdamaian dan pembangunan kawasan.