Olahraga

Boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Meningkat, Organisasi Nirlaba Kirim Pesan ke FIFA

Avatar photo
4
×

Boikot Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Meningkat, Organisasi Nirlaba Kirim Pesan ke FIFA

Sebarkan artikel ini

Boikot Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Terus Menggeliat

Jakarta – Gelombang boikot terhadap Israel dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 semakin menguat, dengan munculnya pesan tegas dari organisasi nirlaba asal Amerika Serikat, Avaaz, kepada FIFA. Sebagai informasi, tim nasional Israel saat ini masih aktif berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, tergabung dalam Grup I bersama Italia, Norwegia, Estonia, dan Moldova.

Hingga saat ini, timnas Israel telah memainkan lima pertandingan dan berhasil mencetak sembilan gol. Mereka berada di peringkat ketiga klasemen grup, tertinggal di belakang Norwegia yang memimpin dengan 15 poin, dan Italia yang berada di posisi kedua. Meskipun memiliki poin yang sama dengan Italia, Israel kalah dalam selisih gol.

Protes terhadap partisipasi Israel di Piala Dunia 2026, termasuk pada fase kualifikasi, semakin gencar disuarakan. Dalam video yang diunggah, seorang pria mengekspresikan keberatan akan apa yang dianggapnya sebagai standar ganda FIFA. “Mengapa standar ganda membantu Israel?” tanyanya. Dia merujuk pada tindakan FIFA yang mengeluarkan sanksi terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina, serta suspend yang diberikan kepada Afrika Selatan pada tahun 1961 karena kebijakan apartheid.

Ketidakpuasan ini semakin diperkuat oleh laporan Komisi Penyelidik PBB yang menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang dan genosida di Gaza. Dalam laporan tersebut, PBB menyatakan bahwa Israel telah memenuhi empat dari lima kriteria yang dianggap sebagai tindakan genosida menurut hukum internasional. Data terkini mencatat, lebih dari 65 ribu warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, dengan serangan yang terus berlanjut.

Dalam video tersebut, visual dramatik juga ditampilkan, menunjukkan stadion yang dipenuhi darah hingga membasahi trofi Piala Dunia, memperkuat narasi penolakan terhadap partisipasi Israel. “Tidak pantas pelaku genosida masih diberikan panggung. Maka kami meminta kamu untuk men-suspend Israel pada Kualifikasi Piala Dunia Oktober mendatang,” tulis pernyataan kelompok tersebut.

Hingga saat ini, FIFA belum memberikan tanggapan resmi terkait seruan penolakan terhadap Israel di Piala Dunia. Dengan situasi yang semakin kompleks, tuntutan untuk menghapus Israel dari keikutsertaannya semakin menguat. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga tidak terlepas dari konteks dunia yang lebih besar, di mana isu hak asasi manusia dan hubungan internasional saling terkait.

Seiring dengan perkembangan ini, masyarakat global akan terus mengawasi langkah FIFA dan tanggapan mereka terhadap situasi yang ada di Gaza, serta dampaknya terhadap sepak bola internasional. Boikot ini bukan hanya sebuah protes, tetapi juga refleksi dari kepedulian masyarakat terhadap pelanggaran kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia.