Internasional

Alaa Abd El Fattah Meninggalakan Mogok Makanan Desak Pembebasan Setelah 12 Tahun Dipenjara

Avatar photo
3
×

Alaa Abd El Fattah Meninggalakan Mogok Makanan Desak Pembebasan Setelah 12 Tahun Dipenjara

Sebarkan artikel ini

Alaa Abd El Fattah, Pemberontak Inggris-Mesir, Terus Berjuang untuk Kebebasannya

Alaa Abd El Fattah, seorang warga negara ganda Inggris-Mesir, telah terkurung dalam penjara selama sebagian besar dari 12 tahun terakhir sebagai tahanan politik. Dalam upaya untuk menuntut kebebasannya, ia dan ibunya melakukan aksi mogok makan yang menarik perhatian global terhadap isu pelanggaran hak asasi manusia di Mesir.

Pengacara dan aktivis hak asasi manusia di berbagai negara mengecam perlakuan yang diterima Abd El Fattah, yang dikenal sebagai seorang penentang rezim. Selama lebih dari satu dekade, ia telah menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan politik dan kebebasan berekspresi di negara asalnya. Kini, aksi mogok makan yang dilakukannya bersama sang ibu tidak hanya menjadi seruan untuk kebebasannya, namun juga menyuarakan nasib banyak tahanan politik lainnya di Mesir.

Sejak ditangkap pada tahun 2013, Abd El Fattah mengalami berbagai kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi selama di penjara, yang membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk. Dalam pernyataan terbaru, keluarganya menekankan bahwa tindakan ini merupakan upaya terakhir untuk membangkitkan perhatian publik dan mendesak pemerintah Mesir agar segera melepaskannya dan rekan-rekan sesama tahanan politik.

Ibu Abd El Fattah, yang juga terlibat dalam aksi mogok makan ini, menyampaikan bahwa mereka tidak akan berhenti berjuang hingga putranya mendapatkan haknya untuk bebas dan kembali ke keluarganya. “Kami tidak hanya mogok makan untuk Alaa, tetapi juga untuk semua orang yang terjebak dalam penjara karena mengungkapkan pendapat mereka,” ujarnya dengan penuh harapan.

Latar belakang penangkapan Abd El Fattah tidak lepas dari gelombang protes yang melanda Mesir beberapa tahun lalu, di mana banyak aktivis dihukum berat sebagai bentuk penindasan terhadap suara yang menentang pemerintah. Meski tuntutan untuk reformasi sosial dan politik terus meningkat, banyak yang melihat situasi hak asasi manusia di Mesir semakin memburuk di bawah kepemimpinan saat ini.

Aksi mogok makan ini mendapat perhatian luas dari berbagai organisasi internasional, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, yang meminta agar pemerintah Mesir segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah pelanggaran hak asasi manusia. Mereka mendesak agar Abd El Fattah dan para aktivis lainnya diberikan kebebasan yang seharusnya menjadi hak mereka.

Sebagai sosok yang sangat dihormati di kalangan aktivis, Abd El Fattah telah menjadi wajah dari perjuangan untuk kebebasan berpendapat tidak hanya di Mesir tetapi juga di seluruh dunia. Aktivisme dan keberaniannya dalam menghadapi penindasan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Dengan kondisi yang semakin kritis, masyarakat internasional diharapkan dapat bersolidaritas untuk mendukung kebebasan Abd El Fattah dan para tahanan politik lainnya, seraya menuntut agar pemerintah Mesir menghormati dan melindungi hak asasi manusia. Aksi mogok makan ini menjadi sorotan penting dalam perjuangan demi keadilan dan kebebasan sipil.