Gunung Semeru Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada
Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi dengan tinggi kolom letusan mencapai sekitar 700 meter pada Senin pagi, pukul 05.28 WIB. Erupsi ini tercatat dengan ketinggian 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan terpantau oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian.
Kolom abu yang dikeluarkan berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, terutama mengarah ke barat daya dan barat. Selanjutnya, erupsi juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 139 detik. Sebelumnya, pada pukul 00.54 WIB, terjadi erupsi lain meskipun visualnya tidak teramati, namun terekam dengan amplitudo yang sama selama 182 detik. Erupsi kedua pada pukul 02.43 WIB menunjukkan tinggi kolom letusan yang sebanding dengan erupsi sebelumnya, dan kembali terekam oleh seismograf.
Pada pukul 04.44 WIB, letusan ketiga tercatat dengan tinggi kolom sekitar 500 meter di atas puncak Semeru, serta berwarna abu putih hingga kelabu. Tugas pengamatan mencatat amplitudo maksimum 21 mm dengan durasi 110 detik.
Menghadapi situasi ini, Gunung Semeru masih berada dalam status waspada (Level II). Dalam hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat. Dilarang keras melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak. Selain itu, warga juga diminta menghindari radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi aliran lahar dan awan panas yang dapat meluas hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, mengingat risiko lontaran batu pijar yang dapat membahayakan. Sigit Rian Alfian juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya lain, seperti awan panas dan lahar hujan, terutama di sepanjang lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Semeru, termasuk Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar wilayah tersebut, disarankan untuk selalu mengikuti informasi dan arahan resmi dari pihak berwenang, serta mempersiapkan diri terhadap kemungkinan adanya bencana yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, kejadian ini menunjukkan perlunya perhatian dan tindakan preventif agar keselamatan masyarakat selalu terjaga. Diharapkan semua dapat berperan aktif dalam menjaga keselamatan diri dan lingkungan, terutama saat kondisi gunung menunjukan aktivitas yang meningkat.