Portugal Resmi Akui Negara Palestina, Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Jakarta, CNN Indonesia — Portugal mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina, menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, pada Minggu (22/9).
Rangel mengungkapkan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Portugal yang fundamental dan konsisten. “Pengakuan negara Palestina adalah langkah penting dalam upaya menghadirkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, Rangel mendesak perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza, menekankan bahwa situasi kemanusiaan di wilayah tersebut sangat memprihatinkan. “Gencatan senjata sangat mendesak. Tidak seharusnya Hamas memiliki kendali di Gaza maupun di luar wilayah tersebut. Semua sandera juga harus dibebaskan,” tambahnya.
Rangel juga mengingatkan bahwa meski Portugal mengakui Palestina, tindakan ini tidak dapat menghapus penderitaan yang dialami oleh penduduk Gaza. Ia mengutuk bencana kelaparan, kerusakan yang meluas, serta ekspansi permukiman Israel di Tepi Barat.
Pengakuan Portugal ini menjadi yang terbaru setelah beberapa negara seperti Inggris, Kanada, dan Australia juga mengambil langkah serupa. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengungkapkan bahwa pengakuan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali harapan akan perdamaian antara Palestina dan Israel, serta mendukung solusi dua negara.
Pada hari yang sama, PM Kanada, Mark Carney, menyatakan, “Kanada mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun masa depan yang damai.” Sementara itu, PM Australia, Anthony Albanese, menegaskan, “Dengan pengakuan ini, Australia mengakui aspirasi sah rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri.”
Sikap sejumlah negara ini menuai reaksi keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menyatakan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan membahayakan keberadaan Israel dan dianggapnya sebagai “hadiah yang tidak masuk akal” bagi Hamas.
Momentum pengakuan ini menimbulkan harapan baru di tengah ketegangan yang sudah berkepanjangan di kawasan tersebut. Mantan pemimpin terduga partai politik dan organisasi internasional diharapkan dapat kembali membuka dialog untuk menuju perdamaian yang abadi.
Sejumlah pengamat internasional juga mencermati perkembangan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat posisi Palestina di forum global, sementara Israel menghadapi tekanan internasional terkait tindakan yang dianggap agresif terhadap Palestina.
Dalam konteks ini, keterlibatan masyarakat internasional menjadi krusial. Diharapkan para pemimpin dunia dapat menemukan solusi yang efektif untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan, demi kesejahteraan rakyat Palestina dan Israel.
Seiring dengan perkembangan ini, perhatian dunia kini tercurah pada Jalur Gaza yang sedang berjuang menghadapi krisis kemanusiaan, mengharapkan langkah-langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan mendorong terciptanya perdamaian yang hakiki.