Internasional

Serangan Siber Ganggu Bandara-Bandara Besar Eropa, Ribuan Penumpang Terlantar

Avatar photo
4
×

Serangan Siber Ganggu Bandara-Bandara Besar Eropa, Ribuan Penumpang Terlantar

Sebarkan artikel ini

Serangan Siber Ganggu Operasional Bandara Besar Eropa

Jakarta, CNN Indonesia – Serangan siber yang terjadi pada Sabtu, 20 September 2023, telah mengganggu operasional sejumlah bandara besar di Eropa, termasuk Brussels, Berlin, dan Heathrow di London. Insiden ini menyebabkan kekacauan pada sistem check-in, yang berujung pada pembatalan dan penundaan puluhan penerbangan, serta membuat ribuan penumpang terjebak.

Bandara Dublin dan Cork di Irlandia juga terpengaruh, meskipun pihak Bandara Dublin menyatakan dampaknya terbatas dengan masalah perangkat lunak yang tersebar di seluruh Eropa. Eurocontrol, pengawas penerbangan Eropa, melaporkan adanya gangguan pada sistem teknologi informasi yang terkait dengan penanganan penumpang di bandara-bandara tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, setidaknya 10 penerbangan dari Bandara Brussels dibatalkan dan 17 penerbangan lainnya mengalami penundaan lebih dari satu jam akibat serangan ini. Pihak Collins Aerospace, penyedia layanan bandara yang terlibat, mengonfirmasi adanya gangguan pada perangkat lunak MUSE di beberapa lokasi, berdampak pada proses check-in dan penyerahan bagasi.

“Dampak dari serangan ini terasa signifikan pada hari Sabtu. Maskapai penerbangan diminta untuk membatalkan separuh penerbangan yang beroperasi ke dan dari Brussels antara pukul 04.00 GMT hingga 02.00 GMT pada Senin,” jelas Eurocontrol. Hal ini memicu antrean panjang di Bandara Brussels, dengan penumpang yang terlihat cemas memantau papan pengumuman penerbangan.

Di sisi lain, Bandara Heathrow, yang merupakan bandara tersibuk di Eropa, juga mengakui adanya masalah teknis pada sistem check-in dan boarding mereka akibat serangan tersebut. Hal serupa terjadi di Bandara Berlin, yang menginformasikan bahwa waktu tunggu check-in menjadi lebih lama disebabkan masalah teknis dari penyedia sistem yang beroperasi secara luas di Eropa.

Collins Aerospace menegaskan bahwa mereka sedang berupaya aktif untuk menyelesaikan masalah dan memulihkan fungsionalitas penuh di bandara yang terdampak. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari grup kedirgantaraan dan pertahanan Amerika, RTX, yang sebelumnya dikenal sebagai Raytheon.

Serangan siber dan gangguan teknologi bukanlah hal baru di sektor penerbangan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bandara di berbagai negara, termasuk Jepang dan Jerman, mengalami insiden serupa. Sektor penerbangan sendiri mengalami peningkatan serangan siber mencapai 600 persen antara 2024 hingga 2025, menurut laporan dari perusahaan kedirgantaraan Prancis, Thales. “Setiap mata rantai dalam industri penerbangan, mulai dari maskapai penerbangan, bandara, hingga sistem navigasi dan pemasok, memiliki potensi rentan terhadap serangan,” ungkap laporan tersebut.

Anita Mendiratta, seorang pakar penerbangan serta penasihat khusus Sekretaris Jenderal Pariwisata PBB, menyatakan bahwa sulit untuk menentukan pelaku di balik serangan ini. Namun, ia menekankan pentingnya memahami bahwa masalah ini disebabkan oleh perangkat lunak dan bukan karena kelalaian dari bandara tertentu. Ia juga menyoroti perlunya langkah-langkah untuk menahan penyebaran isu tersebut di seluruh sektor.

Dengan kompleksitas dan ketergantungan teknologi yang terus meningkat dalam industri penerbangan, upaya perlindungan yang lebih kuat terhadap ancaman siber menjadi semakin mendesak demi memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan penumpang.