Internasional

Presiden Prancis Dapat Dukungan 142 Negara untuk Solusi Dua Negara setelah Perang Gaza

Avatar photo
3
×

Presiden Prancis Dapat Dukungan 142 Negara untuk Solusi Dua Negara setelah Perang Gaza

Sebarkan artikel ini

Presiden Prancis Kumpulkan 142 Negara Dukung Rencana Solusi Dua Negara Pasca Perang Gaza

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berhasil menggalang dukungan dari 142 negara untuk sebuah peta jalan yang bertujuan mencapai solusi dua negara setelah berakhirnya konflik di Gaza. Namun, Belgia dan Amerika Serikat tidak termasuk dalam daftar negara yang mendukung inisiatif ini.

Dalam pernyataannya, Macron menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk menciptakan stabilitas di wilayah Timur Tengah yang telah lama dilanda konflik. “Kita harus bersama-sama membangun kembali dan memastikan bahwa perdamaian yang dibangun adalah berkelanjutan,” ungkap Macron dalam konferensi pers yang diadakan di Paris.

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kekerasan di Gaza dan dampak yang ditimbulkannya terhadap masyarakat sipil. Macron menyatakan bahwa visi solusi dua negara—yang mengusulkan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdampingan dengan Israel—merupakan langkah kunci untuk memulihkan keamanan dan dignitas bagi semua pihak yang terlibat.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, diharapkan negara-negara yang terlibat akan mengakui hak-hak Palestina dan berkomitmen untuk mendorong dialog antara pihak-pihak yang bertikai. Berdasarkan pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Prancis, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan landasan untuk kembali ke meja perundingan yang selama ini terhambat.

Latarnya, konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan berbagai upaya diplomasi yang sering kali menemui jalan buntu. Perang terbaru di Gaza, yang menyebabkan banyaknya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, semakin memperjelas perlunya strategi baru untuk mencapai perdamaian.

Macron juga mengajak negara-negara yang belum terlibat untuk berkontribusi dalam proses ini. “Kita tidak bisa menunggu, langkah konkret harus diambil untuk mencegah lebih banyak tragedi kemanusiaan di masa depan,” tegasnya.

Meskipun inisiatif ini menuai banyak dukungan, kritik juga muncul dari beberapa pihak. Ada yang mempertanyakan ketiadaan partisipasi Israel dan Amerika Serikat yang dianggap sebagai aktor kunci dalam proses perdamaian di kawasan. Namun, Macron menegaskan bahwa tanpa dukungan internasional yang solid, upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan akan tersia-siakan.

Dengan dukungan dari 142 negara, rencana ini diharapkan dapat memacu perhatian internasional dan memfasilitasi dialog yang selama ini terhambat. Pihak Prancis berencana untuk melanjutkan pembicaraan dengan negara-negara lain untuk meningkatkan komitmen terhadap rencana ini.

Sebagai penutup, inisiatif presiden Prancis ini diharapkan tidak hanya membangkitkan harapan baru bagi warga Gaza dan Israel, tetapi juga menjadi model bagi penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia. Pelosi, salah satu pendukung inisiatif ini, mengatakan, “Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa solidaritas internasional dapat mendatangkan perubahan bagi umat manusia.”

Dengan langkah ini, Macron berusaha untuk menegaskan kembali peran Prancis sebagai pemimpin dalam diplomasi global, terutama di kawasan yang rentan seperti Timur Tengah. Seiring perkembangan situasi di Gaza, perhatian dunia akan tertuju pada bagaimana rencana ini akan berpengaruh terhadap masa depan konflik yang berkepanjangan ini.