Internasional

PBB Desak Dunia Tak Terintimidasi oleh Aneksasi Israel atas Tepi Barat

Avatar photo
6
×

PBB Desak Dunia Tak Terintimidasi oleh Aneksasi Israel atas Tepi Barat

Sebarkan artikel ini

Guterres: Dunia Tidak Boleh Terintimidasi oleh Tindakan Israel di Tepi Barat

Jakarta, CNN Indonesia – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta masyarakat internasional untuk tidak merasa terintimidasi oleh tindakan aneksasi yang dilakukan Israel di Tepi Barat. Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan tingkat tinggi PBB, di mana sepuluh negara dijadwalkan akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Pertemuan yang dihadiri lebih dari 140 kepala negara dan pemerintahan ini diharapkan akan membahas masa depan Palestina serta situasi terkini di Gaza.

Israel menanggapi rencana pengakuan ini dengan keras dan mengancam untuk mencaplok wilayah Tepi Barat jika negara-negara Barat melanjutkan upaya tersebut. Guterres berpendapat bahwa masyarakat internasional tidak perlu merasa tertekan oleh ancaman tersebut. Ia menegaskan, “Kita tidak perlu merasa terintimidasi oleh risiko pembalasan.” Pernyataan ini disampaikan dalam berita yang dilaporkan oleh AFP pada Sabtu (20/9).

Guterres juga menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi di Gaza, yang ia sebut sangat memprihatinkan. Ia menggambarkan situasi sebagai “tingkat kematian dan kehancuran terburuk” yang pernah ia saksikan selama masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal. “Penderitaan rakyat Palestina tak terlukiskan. Mereka mengalami kelaparan, kekurangan layanan kesehatan, dan banyak yang hidup tanpa tempat tinggal yang layak,” lanjutnya.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang berasal dari partai sayap kanan, telah mendesak pemerintah untuk segera menganeksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat dengan tujuan mengakhiri gagasan berdirinya negara Palestina. Seruan ini disampaikan setelah beberapa negara, termasuk Prancis, bergabung dalam upaya mendorong pembentukan negara Palestina.

Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, memilih untuk tidak mengkritik tindakan militernya di Gaza, meskipun negara tersebut menghadapi tekanan dari sekutu yang mendukung pengakuan negara Palestina. Guterres menegaskan pentingnya mobilisasi komunitas internasional untuk mencegah situasi di Gaza semakin memburuk.

Sejak pertempuran yang meningkat mulai 7 Oktober 2023, jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza telah mencapai angka yang meresahkan, yakni lebih dari 65.000 jiwa. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa hingga kini, total korban jiwa mencapai 65.062 dengan lebih dari 165.000 orang terluka akibat konflik yang berkepanjangan ini.

Dengan latar belakang krisis kemanusiaan yang semakin parah, Guterres menyerukan solidaritas global dan penekanan pada pentingnya mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina. Menurutnya, dunia harus bersatu untuk menanggapi berbagai tindakan agresif yang membahayakan stabilitas kawasan dan hak asasi manusia.

Dalam menghadapi situasi ini, Guterres berharap agar suara-suara yang mendukung perdamaian dan keadilan dapat ditingkatkan demi masa depan yang lebih baik bagi Palestina.