Internasional

Trump Ajukan Penjualan Senjata US$6,4 Miliar ke Israel di Tengah Krisis Gaza

Avatar photo
5
×

Trump Ajukan Penjualan Senjata US$6,4 Miliar ke Israel di Tengah Krisis Gaza

Sebarkan artikel ini

AS Usulkan Penjualan Senjata Senilai US$6,4 Miliar ke Israel di Tengah Krisis Gaza

Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta persetujuan Kongres untuk menjual peralatan dan senjata seharga US$6,4 miliar (setara Rp106 triliun) kepada Israel. Penjualan ini mencakup alat utama sistem pertahanan dan peralatan militer lainnya di tengah kritik internasional terhadap aksi militer Israel di Jalur Gaza.

Sumber-sumber yang terpercaya menyebutkan bahwa paket penjualan tersebut termasuk 30 unit helikopter serang AH-64 Apache senilai US$3,8 miliar dan 3.250 kendaraan tempur infanteri sebesar US$1,9 miliar. Selain itu, terdapat juga komponen perang lainnya senilai US$750 juta, yang meliputi suku cadang untuk kendaraan lapis baja dan pasokan tenaga.

Laporan dari Wall Street Journal pada Jumat (19/9) mengkonfirmasi rencana penjualan ini, meskipun Gedung Putih hingga saat ini belum memberikan komentar resmi. Sementara itu, operasi militer Israel di Kota Gaza terus berlanjut, meskipun mendapat tekanan dari masyarakat internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB. Al Jazeera melaporkan bahwa operasi terbaru dari militer Israel adalah yang terluas sejak dimulainya agresi, memaksa puluhan ribu warga Palestina mengungsi dan meninggalkan rumah mereka.

Rencana penjualan senjata ini muncul menjelang pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, di mana delegasi dari banyak negara, termasuk Prancis dan Arab Saudi, akan membahas solusi untuk konflik Israel-Palestina. Beberapa negara, termasuk Inggris, Kanada, dan Australia, juga menyatakan dukungan untuk pengakuan negara Palestina.

Sikap Trump yang masih kuat mendukung Israel terlihat bertentangan dengan semakin meningkatnya keraguan terhadap kebijakan Tel Aviv di kalangan Partai Demokrat. Dalam perkembangan terkini, sekelompok senator AS telah mengajukan resolusi yang menuntut pengakuan terhadap Palestina. Lebih dari setengah senator dari Partai Demokrat juga menolak penjualan senjata tambahan kepada Israel, menunjukkan adanya perubahan pandangan di dalam partai terhadap kebijakan luar negeri terkait konflik ini.

Dukungan yang terus mengalir dari administrasi Trump kepada Israel menunjukkan ketegangan yang meningkat di panggung internasional, terutama dalam hal hak asasi manusia dan keadilan bagi rakyat Palestina. Sebagian pengamat menilai bahwa kebijakan ini berpotensi memicu lebih banyak kritik terhadap AS, terutama menjelang serangkaian pertemuan di PBB.

Dengan latar belakang situasi yang semakin kompleks di Gaza dan respons global yang kian menguat, penjualan senjata ini dipandang tidak hanya sebagai langkah militer, tetapi juga babak baru dalam dinamika politik antara AS, Israel, dan komunitas internasional. Pengamat politik mengingatkan bahwa tindakan ini dapat berdampak luas, baik bagi stabilitas di kawasan maupun posisi Amerika Serikat di mata dunia.

Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun dukungan Trump terhadap Israel tetap kokoh, tekanan dari berbagai pihak, baik dalam negeri maupun internasional, semakin mendesak untuk mencari solusi damai yang berkelanjutan antara kedua pihak yang terlibat.