Penipu Internasional Simon Leviev Ditangkap di Georgia atas Permintaan Interpol
Jakarta, CNN Indonesia – Simon Leviev, penipu asal Israel yang menjadi terkenal berkat dokumenter Netflix berjudul “The Tinder Swindler,” ditangkap di Bandara Batumi, Georgia pada Senin, 15 September 2023. Penangkapan ini dilakukan atas permintaan Interpol, menurut keterangan resmi dari Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Georgia, Tato Kuchava.
Leviev, yang memiliki nama asli Shimon Yehuda Hayut, ditangkap saat menjalani perjalanan internasional. Pengacaranya, saat dihubungi media lokal Georgia, menyatakan belum mengetahui detail mengenai alasan penangkapan kliennya. “Saya berbicara dengannya pagi ini setelah penahanan, tetapi kami belum tahu alasannya. Dia sebelumnya bebas bepergian ke berbagai negara,” ujarnya.
Nama Leviev semakin mencuat setelah tayangnya “The Tinder Swindler,” yang menggambarkan bagaimana ia menipu banyak wanita melalui aplikasi kencan Tinder dengan berpura-pura menjadi orang kaya. Dalam periode 2017 hingga 2019, Leviev menyusun skema penipuan yang melibatkan gaya hidup mewah yang dipoles melalui foto-foto pemakaian barang-barang mahal dan penggunaan jet pribadi.
Leviev dikenal menggunakan metode catfishing untuk menjerat korbannya. Ia berhasil meyakinkan perempuan dari berbagai negara, seperti Norwegia, Finlandia, dan Swedia, untuk memberikan uang, menjanjikan pengembalian yang tidak pernah terjadi. Dilaporkan, ia menyebabkan kerugian mencapai sekitar USD 1 miliar, melalui skema investasi bodong yang mirip dengan Ponzi.
Meskipun Leviev pernah membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya setelah dokumenter dirilis, ia mengklaim hanya ingin bertemu dengan beberapa wanita dan tidak memiliki niat untuk menipu. Namun, rekam jejaknya yang panjang dan modus operandi yang terorganisir menguatkan anggapan sebagai penipu ulung di tingkat internasional.
Sebelumnya, Simon Leviev juga pernah ditangkap di Yunani pada tahun 2019. Setelah diekstradisi ke Israel, ia dijatuhi hukuman 15 bulan penjara karena melakukan penipuan, pemalsuan, dan pencurian. Sayangnya, akibat pandemi Covid-19 yang melanda, Leviev hanya menjalani hukuman selama lima bulan sebelum dibebaskan.
Penangkapannya di Georgia menjadi sorotan kembali setelah skema penipuannya terungkap secara mendalam dalam dokumenter yang mendiskusikan bagaimana ia memperdaya banyak wanita dengan cerita yang palang dan tampak meyakinkan. Skandal ini pun memicu banyak diskusi di media sosial mengenai aspek keamanan dalam aplikasi kencan modern.
Leviev kini diburu oleh pihak berwenang di berbagai negara untuk mempertanggungjawabkan tindakan kriminal yang telah dilakukannya. Penangkapan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk menegakkan keadilan bagi para korbannya yang hingga kini masih merasakan dampak dari penipuan yang dilakukan Leviev.