Berita

Oknum Dosen UIN Malang Cekcok dengan Warga, Berguling di Jalan

Avatar photo
5
×

Oknum Dosen UIN Malang Cekcok dengan Warga, Berguling di Jalan

Sebarkan artikel ini

Cekcok Oknum Dosen UIN Malang dan Warga Viral di Media Sosial

Malang – Sebuah video yang menunjukkan oknum dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang terlibat cekcok dengan warga di dekat rumahnya viral di media sosial. Insiden yang menghebohkan ini mengundang perhatian publik dan menciptakan berbagai spekulasi mengenai latar belakang permasalahan.

Video tersebut menampilkan seorang pria berambut uban yang diidentifikasi sebagai dosen berinisial IM, sedang berdebat dengan seorang wanita yang merekam kejadian itu. Dalam rekaman, terlihat IM terjatuh dan berguling-guling di tanah, menambah drama dalam insiden tersebut.

Menurut informasi yang beredar, cekcok ini dipicu oleh konflik personal antara IM dengan sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya. Masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut merasa terganggu dan meneruskan video ke berbagai platform sosial media.

Menanggapi hal ini, pihak UIN Maulana Malik Ibrahim menjelaskan bahwa insiden tersebut merupakan urusan pribadi yang tidak melibatkan institusi. M. Fathul Ulum, Pranata Humas Ahli Muda UIN, mengatakan, “Iya benar dosen UIN Malang,” saat dikonfirmasi mengenai video tersebut. Ia menegaskan bahwa penyelesaian masalah harus dikembalikan kepada pihak-pihak terkait.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Muhammad Walid, menambahkan bahwa kehadiran mahasiswa di lokasi kejadian bukan untuk mendukung tindakan dosen, melainkan mengikuti perkuliahan yang diminta oleh IM. “Mahasiswa datang untuk kuliah di rumah dosen, itu jelas melanggar aturan dan sudah kami berikan sanksi indisipliner,” jelas Walid.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa dosen IM mengajar salah satu mata kuliah untuk mahasiswa semester awal di fakultas tersebut. Pada pertemuan pertama, dosen tersebut memberikan kuliah di kampus. Namun, pada minggu kedua, mahasiswa dipanggil ke rumahnya, yang merupakan tindakan yang dinilai melanggar tata tertib.

Akibat insiden tersebut, IM kini dinonaktifkan dari kegiatan mengajarnya. “Sudah kita ganti setelah peristiwa itu. Selain mengajar di sini, dia juga mengajar di program pascasarjana,” ungkap Walid.

Hal ini juga ditambahkan oleh Sahara, seorang tetangga yang mengaku menjadi korban dari perilaku dosen tersebut. Sahara menuduh IM melakukan tindakan pelecehan verbal dan berbagai tindakan mengganggu lainnya, dengan menyebutkan bahwa IM bahkan mengorganisir penyerbuan dengan melibatkan mahasiswa.

“Saya punya bukti CCTV mengenai penyerbuan massa pada 1 September 2025, di mana mahasiswa datang dengan instruksi dari IM. Kalimatnya negatif dan mengintimidasi,” ungkapnya. Sahara berencana melaporkan tindakan IM ke kepolisian, dengan harapan proses hukum bisa memberikan efek jera.

Sahara berharap agar masyarakat lebih waspada dan mendapatkan sanksi sosial bagi IM. Dia ingin melihat tindakan ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih figur sosial, apalagi menjadi pengajar di institusi pendidikan.

Insiden ini menggambarkan perlunya komunikasi yang baik antara warga dan institusi pendidikan guna menciptakan lingkungan yang harmonis. Kita juga berharap pemerintah dan lembaga pendidikan dapat terus bersinergi untuk menangani permasalahan sosial yang mungkin timbul di masyarakat.