Krisis Bullying di SMP Doko, UNU Blitar Dorong Penanganan Serius
Kasus bullying di SMP Doko, Kabupaten Blitar, kembali mencuat setelah video tindakan kekerasan terhadap siswa baru tersebar di media sosial saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 18 Juli 2025. Kejadian memprihatinkan ini terjadi tanpa pengawasan ketat dari guru maupun pihak sekolah, menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pengawasan lingkungan pendidikan.
Hengki Hendra Pradana, S.Psi., M.Psi., Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, menegaskan bahwa dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, namun juga pelaku. “Pelaku bullying bisa mengalami gangguan kontrol emosi, kecenderungan agresif, dan rendahnya rasa empati, yang dapat memengaruhi masa depannya,” kata Hengki.
Korban bullying sering kali berhadapan dengan dampak psikologis serius, seperti kecemasan, depresi, hingga PTSD. “Korban akan mengalami masalah kepercayaan yang berkepanjangan,” tambahnya.
Hengki menekankan pentingnya penanganan masalah ini secara holistik, melibatkan semua pihak, bukan hanya dari aspek hukum. “Tanpa intervensi yang tepat, pelaku berisiko mengembangkan perilaku agresif lebih lanjut,” pungkasnya.
Dalam konteks sosial saat ini, penanganan serius terhadap kasus bullying menjadi urgensi untuk melindungi generasi muda dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman.