Internasional

Venezuela Latih Warga Sipil Gunakan Senjata Amid Ketegangan dengan AS

Avatar photo
5
×

Venezuela Latih Warga Sipil Gunakan Senjata Amid Ketegangan dengan AS

Sebarkan artikel ini

Warga Sipil Venezuela Dapat Pelatihan Penggunaan Senjata di Tengah Ketegangan dengan AS

Jakarta, CNN Indonesia – Dalam upaya memperkuat pertahanan nasional, pemerintah Venezuela mengadakan pelatihan penggunaan senjata api bagi warga sipil pada Sabtu (13/9). Kegiatan ini dipimpin oleh Garda Kehormatan Presiden dan berlangsung di barak militer Caracas, diikuti oleh anggota Milisi Nasional Bolivarian yang mendaftar untuk pelatihan.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program yang lebih luas, yaitu Operation Independence 200, yang mencakup 312 barak di seluruh negeri. Langkah ini diambil oleh pemerintah Venezuela di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat, terutama terkait dengan kehadiran militer AS di kawasan Karibia selatan.

Pada hari yang sama, pemerintah Venezuela mengungkapkan bahwa kapal perangnya sempat dicegat dan digeledah oleh kapal perusak AS. Proses ini berlangsung selama delapan jam di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Venezuela, menambah ketegangan dalam hubungan kedua negara.

Pejabat pemerintah Venezuela, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi potensi ancaman dari luar, terutama dalam konteks yang belakangan ini semakin memanas. Pelatihan yang diberikan meliputi teknik penggunaan senjata api dan strategi pertahanan, diharapkan dapat memperkuat kapasitas pertahanan warga sipil di negara tersebut.

Sementara itu, seiring dengan pelatihan ini, kekhawatiran terhadap intervensi asing semakin meningkat. Pemerintah Venezuela menanggapi dengan memperkuat struktur pertahanan nasionalnya, termasuk melibatkan warga sipil dalam program-program militer.

Ketegangan antara Venezuela dan AS telah meningkat beberapa waktu terakhir, dengan berbagai tindakan saling sindir antara kedua negara. Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, mengklaim bahwa upaya tersebut merupakan bagian dari strategi AS untuk menggulingkan pemerintahnya.

Kondisi ini membuat situasi di Venezuela semakin kompleks. Warga sipil, dengan keterlibatan mereka dalam program pelatihan ini, diharapkan dapat memainkan peran aktif dalam menjaga stabilitas dan keamanan di tengah ketidakpastian politik yang melanda.

Masyarakat internasional, termasuk lembaga-lembaga hak asasi manusia, terus memantau perkembangan ini dengan penuh perhatian, mengingat dampak dari latihan militer dan konflik regional dapat berpengaruh besar terhadap masyarakat sipil.

Dengan nuansa yang semakin panas dalam hubungan Venezuela dan AS, pelatihan bagi warga sipil ini mencerminkan komitmen pemerintah Maduro untuk mempertahankan kedaulatan nasionalnya. Dalam konteks ini, partisipasi masyarakat dianggap penting untuk menciptakan pertahanan yang lebih solid di tengah tantangan yang ada.

Dalam laporan selanjutnya, diharapkan akan ada lebih banyak informasi mengenai dampak dari pelatihan ini terhadap keamanan dalam negeri serta bagaimana respons masyarakat internasional terkait perkembangan situasi yang terdapat di Venezuela.