Menteri Agama Serukan Cinta Tanah Air dan Persatuan di Maulid Akbar Tarekat Khalwatiyah
Maros, Sulawesi Selatan – Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya cinta Tanah Air dan persatuan di kalangan umat Islam. Seruan itu disampaikannya dalam acara Maulid Akbar Tarekat Khalwatiyah Samman yang berlangsung di Pattene, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, pada Sabtu, 13 September 2025.
Dalam pidatonya, Nasaruddin mengingatkan bahwa perjuangan para pendahulu untuk meraih kemerdekaan harus menjadi motivasi bagi generasi sekarang untuk mencintai negeri. “Umat Islam harus cinta Tanah Air. Kita harus kompak dan bersatu, jangan mau dipecah belah,” ujarnya di hadapan ribuan jamaah yang hadir.
Lebih lanjut, Menteri Agama mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat kehidupan beragama yang harmonis. Ia memperingatkan agar tidak mudah menyalahkan atau memberi label sesat terhadap ajaran tertentu. Banyak jalan menuju Tuhan, tegasnya, sehingga penting untuk saling menghormati dalam perbedaan.
Nasaruddin membahas mengenai tarekat, yang diibaratkan sebagai jalan yang kurang dikenal dan bukan jalur umum. Dia menjelaskan bahwa tarekat memerlukan pembimbing atau mursyid untuk menuntu jalan yang benar. Dalam konteks modern, dia juga menyerukan agar jamaah tarekat menggunakan teknologi secara bijak.
“Jangan sampai ponsel menjadi alat untuk fitnah. Kita harus lebih banyak membuka Al-Qur’an daripada ponsel,” tegasnya. Perenungan atas penggunaan teknologi di era digital ini menjadi penting agar umat tidak terjebak pada perbuatan yang merugikan diri sendiri dan sesama.
Dalam kesempatan itu, Menag Nasaruddin juga mengungkapkan sejarah masuknya Tarekat Khalwatiyah di Indonesia, menyoroti bahwa kakeknya merupakan salah satu pendiri tarekat tersebut di Kabupaten Bone. Ia menegaskan bahwa tarekat ini resmi dan berpegang pada akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) serta mazhab fiqih Syafi’i.
“Peranan orang tua kita dalam kemerdekaan juga besar. Sebelum kemerdekaan, bahkan sudah ada Khalwatiyah di Maros,” pintanya. Nasaruddin berharap agar orang tua mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di lingkungan pesantren, dengan tujuan yang sederhana: memperoleh kebaikan baik di dunia maupun akhirat.
Akhirnya, Menteri Agama menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keagamaan di masyarakat dan mengajak seluruh umat untuk bersama-sama menjaga persatuan demi terciptanya kedamaian dan keharmonisan di Tanah Air.