Internasional

Demonstrasi Gen Z Nepal: Pelajar Viral Serukan Perlawanan Terhadap Korupsi

Avatar photo
5
×

Demonstrasi Gen Z Nepal: Pelajar Viral Serukan Perlawanan Terhadap Korupsi

Sebarkan artikel ini

Demonstrasi Anti-Korupsi Mendorong Suara Generasi Z di Nepal

Jakarta – Baru-baru ini, sebuah video pidato dari pelajar Nepal, Abiskar Raut, menjadi viral di media sosial saat demonstrasi anti-korupsi berlangsung di negara tersebut. Pidato tersebut diunggah pada akhir Maret namun baru viral pada akhir Agustus. Raut, yang berbicara di acara tahunan Holy Bell English Secondary School, menyerukan perlawanan terhadap praktek korupsi dan ketidakadilan di negeri yang ia cintai.

Dalam video tersebut, Raut menekankan pentingnya membangun Nepal yang bersih dari korupsi, menciptakan pemerintahan yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Seruan ini bergema di tengah tensi demonstrasi yang melibatkan ribuan generasi Z Nepal, yang mengekspresikan kemarahan mereka terhadap pemerintah yang dianggap korup dan otoriter.

Aksi unjuk rasa besar-besaran telah terjadi selama beberapa hari terakhir dengan tuntutan untuk reformasi mendasar. Namun, demonstrasi tersebut tidak lepas dari tindakan keras aparat keamanan. Laporan menunjukkan bahwa setidaknya 21 orang tewas, mayoritas akibat kekerasan yang dilakukan oleh polisi, termasuk penggunaan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.

Kekerasan ini justru semakin memicu kemarahan masyarakat. Warga Nepal mendesak Perdana Menteri Oli Sharma untuk mundur dari jabatannya, dan tuntutan itu akhirnya terwujud. Pada Jumat (12/9), Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, dilantik sebagai Perdana Menteri untuk memimpin periode transisi.

Dalam pidatonya, Raut menyampaikan dengan penuh semangat, “Hari ini saya berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru. Namun, hati saya terasa berat karena impian ini tampaknya mulai sirna.”

Raut beranggapan bahwa selama ini generasi muda terjebak dalam rantai pengangguran dan permainan politik yang egois. Ia menyoroti besarnya dampak korupsi yang seolah memadamkan harapan masa depan. Melalui pidatonya yang menggebu, Raut menyerukan sesama pemuda untuk mengambil tindakan, mengatakan, “Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kami adalah api yang akan membakar habis kegelapan. Kami adalah badai yang akan menyapu bersih ketidakadilan.”

Tidak hanya memberikan pesan semangat, Raut juga mengajak generasi muda Nepal untuk menyimpan pesan Raja Birendra: “Sekalipun aku mati, negaraku akan tetap hidup”. Pesan ini menjadi pengingat bahwa masa depan Nepal ada di tangan generasi muda.

Ketentuan yang berkembang di Nepal menunjukkan bahwa rakyat mulai bersuara lebih keras menuntut perubahan, sekaligus menuntut pemerintah yang lebih akuntabel dan transparan. Demonstrasi ini menjadi simbol perjuangan generasi Z yang berusaha untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negaranya.

Kondisi ini mencerminkan ketidakpuasan mendalam di kalangan masyarakat Nepal yang semakin tereduksi oleh janji-janji kepemimpinan yang tak terwujud. Dengan pelantikan Sushila Karki sebagai Perdana Menteri, ada harapan baru di tengah gelombang perubahan yang didorong oleh suara-suara muda yang tak lagi bisa diabaikan.

Dengan situasi yang masih berkembang, langkah pemerintah selanjutnya akan sangat diperhatikan oleh publik. Apakah suara generasi muda yang penuh semangat ini akan membawa perubahan nyata ataukah hanya menjadi sorotan tanpa tindakan, masih menjadi pertanyaan besar di tengah rakyat Nepal.