Internasional

PM Qatar Sebut Serangan Israel ke Wilayahnya sebagai “Teror Negara”

Avatar photo
7
×

PM Qatar Sebut Serangan Israel ke Wilayahnya sebagai “Teror Negara”

Sebarkan artikel ini

Perdana Menteri Qatar Dukung Penuntutan Terhadap Israel atas Serangan Udara

Jakarta, CNN Indonesia – Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, mengecam keras serangan udara Israel ke wilayahnya, menyebutnya sebagai tindakan “teror negara.” Dalam pernyataannya, Al Thani menegaskan perlunya penuntutan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas tindakan yang dinilai sewenang-wenang tersebut.

“Saya tidak menemukan kata-kata yang cukup untuk menyatakan kemarahan saya,” ujar Al Thani dalam wawancaranya dengan wartawan CNN, Becky Anderson, saat ditanya tentang serangan itu. Ketika Anderson meminta Al Thani untuk menggambarkan kemarahannya dalam satu kata, ia menjawab tegas, “Ini adalah teror negara.”

Netanyahu sendiri tidak menunjukkan rasa penyesalan atas serangan tersebut. Ia bahkan berjanji akan terus menargetkan Qatar dan negara-negara lain yang dianggap melindungi “teroris.” Al Thani merespons ancaman itu dengan penolakan yang tegas. “Dialah (Netanyahu) yang seharusnya diadili,” tegasnya, menambahkan bahwa Netanyahu adalah orang yang menjadi buronan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Al Thani melanjutkan, “Dia melanggar setiap hukum internasional. Rakyat Gaza mengalami kelaparan akibat tindakannya yang brutal. Apa lagi yang akan ia lakukan?” Serangan Israel yang terjadi di Doha pada hari Selasa dikabarkan menargetkan para pemimpin biro politik Hamas yang sedang membahas proposal gencatan senjata. Sejak Oktober 2023, hampir 65.000 jiwa mengalami kehilangan akibat agresi Israel di Gaza, yang bahkan oleh sejumlah akademisi dan lembaga hak asasi manusia dicap sebagai genosida.

Meskipun serangan itu tidak menewaskan atau melukai para pemimpin Hamas, enam orang termasuk putra pemimpin Hamas Khalil Al Hayya, seorang asisten kantor, dan seorang perwira keamanan Qatar menjadi korban.

Dalam kesempatan tersebut, Al Thani juga mengungkapkan bahwa ia sempat bertemu dengan keluarga salah satu sandera Israel sebelum serangan dilancarkan. Ia mengenang bagaimana keluarga tersebut “menggantungkan harapan” pada mediasi yang tengah diupayakan Qatar. “Mereka tidak punya harapan lain. Tindakan Netanyahu kemarin adalah pematikan harapan terakhir bagi para sandera itu,” imbuhnya.

Al Thani menegaskan bahwa sejak awal agresi di Gaza, Netanyahu secara sistematis menghancurkan setiap peluang untuk membebaskan sandera maupun menciptakan perdamaian di kawasan. Ia juga menyatakan bahwa upaya damai sering kali terganggu oleh tindakan Netanyahu. Dalam pernyataannya, Al Thani menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidak menyetujui serangan Israel ke Doha. “AS telah berulang kali menunjukkan dukungan kepada kami. Presiden dengan jelas menyatakan bahwa tindakan ini tidak dapat diterima dan tidak menyetujui serangan tersebut,” pungkas Al Thani.

Serangan tersebut menambah daftar ketegangan yang ada di Timur Tengah, mempertaruhkan stabilitas di kawasan dan menyoroti kerumitan situasi antara Israel dan Palestina.