Internasional

Netanyahu Tegaskan: Tidak Ada Negara Palestina, Fokus pada Permukiman di Tepi Barat

Avatar photo
4
×

Netanyahu Tegaskan: Tidak Ada Negara Palestina, Fokus pada Permukiman di Tepi Barat

Sebarkan artikel ini

Netanyahu Tegaskan Tidak Akan Ada Negara Palestina di Tengah Rencana Permukiman Baru di Tepi Barat

Jakarta, CNN Indonesia — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa tidak akan ada negara Palestina, menyusul penandatanganan rencana proyek permukiman besar di Tepi Barat. Pernyataan tersebut diungkapkan Netanyahu dalam sebuah acara yang berlangsung di Maale Adumim, sebuah permukiman Israel yang berada di sebelah timur Yerusalem pada Kamis, 11 September 2023.

“Komitmen kami adalah bahwa tidak akan ada negara Palestina, tempat ini milik kami,” ujar Netanyahu dengan tegas, seraya menambahkan pentingnya melindungi warisan dan keamanan Israel. Ia juga menyebutkan rencana untuk menggandakan populasi di Maale Adumim.

Rencana pembangunan di lahan seluas sekitar 12 kilometer persegi yang dikenal sebagai E1 ini telah lama menjadi agenda Israel. Namun, upaya tersebut sering terhambat oleh penolakan dari komunitas internasional. Lahan E1 terletak strategis di antara Yerusalem dan Maale Adumim, serta merupakan jalur penting yang menghubungkan wilayah utara dan selatan Palestina.

Bulanan lalu, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mendukung rencana untuk membangun sekitar 3.400 rumah di kawasan yang sensitif tersebut. Pernyataan ini menuai sejumlah kritik, termasuk dari Sekjen PBB, Antonio Guterres, yang menyatakan bahwa pengembangan permukiman dapat membelah Tepi Barat dan menimbulkan ancaman eksistensial bagi Palestina.

Seluruh permukiman yang dibangun oleh Israel di Tepi Barat, yang terjajah sejak 1967, dianggap ilegal menurut hukum internasional, terlepas dari izin perencanaan yang mungkin didapatkan dari Israel. Meskipun demikian, sejumlah pemerintah Barat, termasuk Inggris dan Prancis, menyampaikan niat mereka untuk mengakui kemerdekaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan Inggris menyatakan akan mengambil langkah tersebut jika Israel tidak menyetujui gencatan senjata terkait konflik Gaza yang baru-baru ini pecah.

Dalam beberapa bulan terakhir, menteri dari kalangan sayap kanan di Israel semakin vokal dalam menyuarakan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat. Lembaga Swadaya Masyarakat Israel, Peace Now, yang bertugas memantau aktivitas permukiman, menyatakan bahwa pekerjaan infrastruktur di E1 diperkirakan dapat dimulai dalam hitungan bulan, dengan pembangunan perumahan direncanakan dalam waktu sekitar satu tahun ke depan.

Tepi Barat saat ini menjadi tempat tinggal bagi sekitar tiga juta warga Palestina dan sekitar 500.000 pemukim Israel. Situasi di wilayah ini semakin memanas, dengan ketegangan yang terus berlanjut di antara kedua belah pihak. Penegasan Netanyahu jelas mencerminkan sikap keras pemerintah Israel terhadap eksistensi Palestina di tengah dinamika konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut.