Internasional

Prancis Menggelar Aksi “Block Everything” Protes Kebijakan Macron, Ratusan Ditangkap

Avatar photo
5
×

Prancis Menggelar Aksi “Block Everything” Protes Kebijakan Macron, Ratusan Ditangkap

Sebarkan artikel ini

Ribuan Warga Prancis Gelar Aksi Unjuk Rasa “Block Everything” Menentang Kebijakan Macron

Jakarta, CNN Indonesia – Ribuan warga Prancis di berbagai kota melaksanakan unjuk rasa bertajuk “Block Everything” untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kebijakan Presiden Emmanuel Macron. Aksi ini dipicu oleh pemotongan layanan sosial dan langkah-langkah penghematan yang dinilai memberatkan kaum menengah, serta pengangkatan Perdana Menteri baru, Sebastien Lecornu.

Menurut laporan Agence France-Presse (AFP), total terdapat sekitar 197.000 demonstran yang ambil bagian dalam aksi ini. Mereka menuntut perubahan signifikan dalam kebijakan pemerintah, termasuk permintaan untuk peningkatan pajak bagi kalangan kaya, pengurangan pajak untuk yang berpenghasilan rendah, dan distribusi kekayaan yang lebih adil.

Salah satu peserta demonstrasi, Jean-Baptiste (30), menegaskan, “Kami ingin layanan publik yang efektif dan pajak yang adil. Sistem saat ini tidak berpihak pada rakyat.” Tuntutan ini muncul di tengah situasi ekonomi yang menekan, di mana Prancis harus menurunkan defisit anggaran yang hampir dua kali lipat dari batasan 3 persen yang ditetapkan Uni Eropa, serta menanggulangi utang yang telah mencapai 114 persen dari PDB.

Selain itu, pergantian jabatan Perdana Menteri memicu reaksi negatif di kalangan masyarakat. Lecornu, yang merupakan loyalis Macron sejak 2017, dinilai sebagai pilihan yang tidak rasional. “Penting untuk bertindak sekarang. [Macron] tidak peduli dengan rakyat Prancis,” ungkap Marie, seorang pengunjuk rasa, saat dijumpai di lokasi demonstrasi. Dia menambahkan bahwa sulit bagi pemimpin yang berasal dari kalangan yang sama untuk memenuhi harapan masyarakat tanpa melibatkan oposisi.

Seruan agar Presiden Macron mundur dari jabatannya semakin nyaring di tengah demonstrasi. “Masalahnya bukan hanya menteri-menteri, tapi Macron. Dia harus mundur!” tegas Fred, seorang demonstran lainnya. Suara-suara ini mencerminkan frustrasi yang mendalam di kalangan masyarakat terkait kebijakan ekonomi yang dianggap tidak adil.

Namun, aksi kali ini tidak berlangsung damai. Tindakan represif dari pihak kepolisian terlihat di beberapa lokasi, khususnya di Paris, di mana bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan pun terjadi. Untuk membubarkan massa, polisi anti huru hara menggunakan gas air mata. Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan bahwa hampir 200 orang ditangkap, dengan 415 di antaranya masih ditahan pada saat berita ini diturunkan.

Aksi unjuk rasa “Block Everything” menjadi momentum bagi masyarakat Prancis untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan Macron, di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Kegiatan ini menunjukkan bahwa isu-isu sosial dan ekonomi yang berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah dapat memicu gelombang aksi massa yang melibatkan banyak elemen masyarakat.

Dengan situasi ini, dunia internasional akan terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait kebangkitan gerakan protes di Prancis, yang mencerminkan keresahan dan harapan masyarakat dalam menghadapi kebijakan yang dianggap merugikan.