Nasional

PM Malaysia Larang Menteri Lakukan Perjalanan Luar Negeri Jelang KTT ASEAN Ke-47

Avatar photo
5
×

PM Malaysia Larang Menteri Lakukan Perjalanan Luar Negeri Jelang KTT ASEAN Ke-47

Sebarkan artikel ini

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengeluarkan larangan sementara bagi menteri-menteri dalam kabinetnya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Kebijakan ini diambil untuk memastikan fokus mereka pada penyelenggaraan program-program penting, terutama terkait dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-47 ASEAN yang akan datang.

Arahan tersebut disampaikan Anwar dalam rapat kabinet di Putra Jaya, yang diungkapkan oleh Menteri Komunikasi Malaysia, Fahmi Fadzil, dalam konferensi pers. Fahmi menjelaskan bahwa larangan ini berlaku umum tetapi ada pengecualian untuk pertemuan penting yang sudah dijadwalkan atau agenda yang mempertimbangkan situasi khusus.

“Keputusan ini diambil agar para menteri dapat memprioritaskan pelaksanaan beberapa program, termasuk persiapan untuk pengumuman Rancangan Belanja Negara 2026 yang akan dilakukan Perdana Menteri di hadapan parlemen pada 10 Oktober 2025,” ungkap Fahmi. Selain itu, para menteri juga diminta mempersiapkan KTT ASEAN yang dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur pada 26 hingga 28 Oktober 2025.

KTT Ke-47 ASEAN ini akan menjadi momen penting karena Timor-Leste dipastikan akan bergabung sebagai anggota tetap ASEAN. Hal ini menandai perkembangan signifikan dalam organisasi yang saat ini beranggotakan sepuluh negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Anwar Ibrahim juga menyampaikan bahwa Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menyatakan kesediaannya untuk hadir di sela-sela KTT ASEAN. Selain itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga dilaporkan akan berusaha untuk hadir dalam pertemuan tersebut.

ASEAN, yang didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh lima negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan budaya, sekaligus mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara.

Timor-Leste sebelumnya telah menyatakan niat untuk bergabung dengan ASEAN pada tahun 2005 dan resmi mengajukan permohonan keanggotaan pada 4 Maret 2011. Keberhasilan bergabungnya Timor-Leste dipandang sebagai langkah positif bagi penguatan kerjasama regional.

Dengan pelarangan ini, Anwar berharap para menteri dapat lebih berkonsentrasi dalam merumuskan strategi dan kebijakan yang mendukung agenda pemerintah, serta menegaskan komitmen Malaysia dalam menciptakan stabilitas dan kemajuan di kawasan. Keputusan ini diambil selaras dengan upaya untuk mempersiapkan KTT yang akan menjadi sorotan utama dalam forum diplomasi kawasan.

Pemerintah Malaysia mengajak semua pihak untuk mendukung pelaksanaan program-program ini demi kemajuan bersama di kawasan Asia Tenggara.