Nasional

Pelatih Timnas U-23 Soroti Ketidakadilan Penilaian Terhadap Rafael Struick Setelah Kekalahan dari Korsel

Avatar photo
6
×

Pelatih Timnas U-23 Soroti Ketidakadilan Penilaian Terhadap Rafael Struick Setelah Kekalahan dari Korsel

Sebarkan artikel ini

Timnas U-23 Indonesia Gagal Melangkah ke Piala Asia U-23 2026

Surabaya – Tim nasional U-23 Indonesia kembali harus menelan pil pahit setelah gagal lolos ke Piala Asia U-23 2026. Pada laga penutup Grup J kualifikasi yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa malam, Tim Garuda Muda takluk 0-1 dari Korea Selatan. Pelatih timnas U-23, Gerald Vanenburg, menilai bahwa tidak adil jika fokus kritik hanya tertuju kepada pemain tertentu, seperti Rafael Struick, dalam kegagalan ini.

Vanenburg menekankan bahwa penampilan Struick seharusnya tidak dinilai secara individual, melainkan sebagai bagian dari kinerja tim secara keseluruhan. “Kita harus melihat performanya Rafael sama seperti pemain lainnya. Tidak adil jika hanya satu pemain yang dibicarakan karena ini melibatkan tim,” ujarnya dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Struick, yang merupakan pemain senior Indonesia, sebelumnya tidak mendapat kesempatan bermain dalam dua laga FIFA Match Day melawan Taiwan dan Lebanon, meski sudah mengoleksi 23 caps. Dengan berbekal pengalaman dari keikutsertaannya di Piala Asia U-23 2024 di Qatar, dia diharapkan bisa berkontribusi lebih untuk tim. Namun, dalam pertandingan melawan Korea Selatan, penyerang yang kini berjuang bersama Dewa United ini gagal menunjukkan tajinya.

Di Piala Asia U-23 sebelumnya, Struick menjadi sorotan publik setelah mencetak dua gol yang membawa Indonesia menyingkirkan Korea Selatan dari babak perempat final. Sayangnya, kenangan manis tersebut tidak terulang dalam laga kali ini. Terlebih, Struick tidak bisa berbuat banyak saat diturunkan sebagai starter dan harus ditarik keluar di awal babak kedua.

Vanenburg menduga bahwa penurunan performa Struick ada hubungannya dengan sedikitnya menit bermainnya di klub. Menurut catatan, Struick hanya bermain selama 96 menit dalam tiga pertandingan di BRI Super League 2025/2026. “Jam terbang yang minim dapat mempengaruhi performa. Jika seorang pemain tidak bermain di klubnya, maka kemampuannya di lapangan juga akan menurun,” ungkapnya.

Kekalahan dari Korea Selatan membuat Indonesia menempati posisi runner-up Grup J dengan mengumpulkan empat poin. Namun, jumlah poin tersebut tidak cukup untuk mengamankan tempat di putaran final, karena Indonesia gagal bersaing sebagai salah satu dari empat runner-up terbaik.

Kondisi ini menandai kegagalan kedua bagi Indonesia untuk berpartisipasi di Piala Asia U-23 setelah sebelumnya berhasil melakukannya pada edisi 2024 di Qatar. Hal ini menunjukkan perlunya evaluasi serta perbaikan dalam program pengembangan timnas U-23 untuk ke depannya.

Dengan hasil ini, timnas U-23 diharapkan dapat melakukan introspeksi dan mempersiapkan diri menghadapi kompetisi mendatang demi mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia di kancah internasional.