Internasional

Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina, 2 Tewas dan Gedung Pemerintah Terbakar

Avatar photo
7
×

Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina, 2 Tewas dan Gedung Pemerintah Terbakar

Sebarkan artikel ini

Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina, Menewaskan Dua Orang

Jakarta, CNN Indonesia — Pada Minggu (7/9) pagi, Rusia melancarkan serangan udara terbesar ke Ukraina menggunakan lebih dari 800 drone dan 13 rudal. Serangan ini mengakibatkan beberapa korban jiwa dan menghancurkan sejumlah gedung, termasuk bangunan pemerintah di Kyiv. Langkah agresif ini menunjukkan keteguhan pemerintah Presiden Vladimir Putin dalam melanjutkan invasi, meskipun banyak desakan untuk mencari solusi damai.

Menurut Angkatan Udara Ukraina, serangan tersebut merupakan rekor serangan udara terbesar dari Rusia sejak invasi dimulai pada Februari 2022. Laporan menyebutkan bahwa sekitar 805 pesawat tak berawak dan 13 rudal ditembakkan dalam rentang waktu singkat dari Sabtu malam hingga Minggu dini hari.

Serangan tersebut memberikan dampak yang fatal. Layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa sejumlah gedung bertingkat di ibu kota, Kyiv, mengalami kerusakan parah. Di antara korban tewas terdapat seorang ibu dan anaknya yang masih berusia dua bulan. Foto-foto yang beredar menunjukkan gedung yang terbakar dengan asap mengepul, menciptakan suasana mencekam bagi warga sekitar.

Kerusakan juga menyasar gedung pemerintah. Kabar dari reporter AFP menyebutkan bahwa gedung kabinet menteri Ukraina terbakar, menjadikannya sebagai serangan pertama yang secara langsung menargetkan institusi pemerintah. Perdana Menteri Ukraina, Yulia Sviridenko, mengonfirmasi kerusakan tersebut dan menegaskan, “Kami akan memulihkan bangunan. Namun, kami tak dapat mengembalikan nyawa yang hilang. Musuh meneror dan membunuh rakyat kami setiap hari.”

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan yang disengaja dan sebagai upaya untuk memperpanjang konflik yang seharusnya bisa segera dihentikan melalui diplomasi. “Pembunuhan seperti sekarang adalah kejahatan yang disengaja dan memperpanjang perang,” ungkapnya. Ia juga memastikan bahwa tim penyelamat sedang dikerahkan untuk membantu di semua area yang terdampak.

Sebagai respon terhadap serangan yang semakin intensif, Rusia menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan infrastruktur militer dan pemerintahan Ukraina. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, “Tentara Rusia telah menyerang lokasi kompleks industri militer dan infrastruktur transportasi Ukraina.”

Di sisi lain, ketegangan semakin meningkat di tingkat internasional. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap situasi yang terjadi dan mengancam akan menjatuhkan sanksi baru terhadap pemerintah Rusia. “Saya tidak senang dengan situasi ini. Saya tidak senang dengan apa yang terjadi di sana,” kata Trump kepada awak media.

Serangan ini semakin menunjukkan bahwa meskipun ada desakan untuk mengakhiri konflik, Rusia tetap bersikukuh dalam strategi militernya di Ukraina, menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap stabilitas di kawasan dan lebih jauh lagi. Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, memberikan tantangan besar bagi upaya diplomatik yang telah dilakukan oleh berbagai pihak internasional.