Internasional

Pesawat Militer Bangladesh Jatuh di Sekolah, 19 Tewas dan Banyak yang Terluka

Avatar photo
4
×

Pesawat Militer Bangladesh Jatuh di Sekolah, 19 Tewas dan Banyak yang Terluka

Sebarkan artikel ini

Pesawat Tempur Bangladesh Jatuh di Sekolah, 19 Tewas dan Ratusan Luka-Luka

Sebuah pesawat tempur F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh mengalami kecelakaan fatal pada Senin (21/7) di Uttara, ibu kota Dhaka. Kebanyakan korban adalah siswa dan staf dari Sekolah dan Perguruan Tinggi Milestone, di mana pesawat tersebut jatuh. Peristiwa tragis ini menewaskan 19 orang dan menyebabkan lebih dari 100 orang luka-luka.

Pesawat tersebut, yang dipiloti oleh Mohammad Towkir Islam Sagar, dikabarkan berusaha menjauh dari daerah padat penduduk sebelum kecelakaan. Namun, usaha itu tidak membuahkan hasil, dan pesawat akhirnya menabrak sekolah pada sore hari. Menurut keterangan dari departemen public relations militer Bangladesh, pesawat lepas landas pada pukul 13.06 waktu setempat. Saat pesawat jatuh, banyak siswa yang sedang berada di sekolah, menambah besarnya dampak kecelakaan ini.

Kepanikan melanda saat pesawat menghantam, dengan suara ledakan keras yang terdengar hingga beberapa ratus meter. Masud Tarik, seorang guru di sekolah tersebut, menggambarkan suasana saat kecelakaan terjadi. “Ketika saya sedang menjemput anak-anak, saya mendengar suara ledakan. Ketika berbalik, saya hanya melihat api dan asap,” ungkapnya.

Korban yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dari laporan medis, sebanyak delapan orang mengalami luka bakar dengan kondisi kritis. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan upaya penyelamatan yang masih berlangsung.

Pihak militer menyatakan bahwa kemungkinan besar kecelakaan disebabkan oleh kegagalan mesin. Meski begitu, investigasi resmi masih terus dilakukan, dan mereka belum dapat memberikan kesimpulan definitif mengenai penyebab kejadian.

Tindak lanjut dari kecelakaan ini menimbulkan keprihatinan masyarakat, terutama terkait keselamatan penerbangan di wilayah yang padat penduduk. Dalam konteks sosial-politik Indonesia, insiden ini menjadi pengingat pentingnya standar keselamatan yang harus diterapkan, bukan hanya untuk pesawat militer tetapi juga untuk semua jenis penerbangan sipil. Masyarakat Indonesia, yang kini semakin bergantung pada transportasi udara, tentu berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih pada isu keselamatan penerbangan.

Respon dari masyarakat juga terlihat di media sosial, di mana banyak yang menyampaikan rasa duka cita dan prihatin atas kejadian ini. Di tengah isu keselamatan publik yang semakin menonjol, harapan masyarakat adalah agar tragedi seperti ini tidak terulang kembali.

Kecelakaan ini juga membuka diskusi mengenai pentingnya evakuasi dan prosedur keselamatan di lembaga pendidikan. Sekolah sebagai tempat belajar harus hadir sebagai ruang aman bagi anak-anak; oleh karena itu, pihak terkait perlu meninjau dan memperbaiki prosedur keselamatan saat ini.

Kejadian ini adalah pengingat bahwa selalu ada risiko dalam penerbangan, terlepas dari jenis pesawat atau latar belakang pengguna. Masyarakat berhak tahu dan dijamin keselamatannya, baik itu di pesawat, sekolah, maupun lingkungan tempat tinggal mereka.