Nasional

Masjid Sebagai Pusat Peradaban, Jusuf Kalla: Dakwah dan Ekonomi Harus Terpadu

Avatar photo
6
×

Masjid Sebagai Pusat Peradaban, Jusuf Kalla: Dakwah dan Ekonomi Harus Terpadu

Sebarkan artikel ini

Masjid sebagai Pusat Peradaban Umat, Kalla: Kita Harus Memakmurkannya

Surabaya – Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), M. Jusuf Kalla, menegaskan bahwa masjid memiliki peran strategis sebagai pusat peradaban umat, lebih dari sekadar tempat beribadah. Dalam acara pelantikan Pengurus Wilayah DMI Jawa Timur periode 2025–2030, yang berlangsung di Surabaya pada Sabtu, Kalla menyampaikan perlunya mengoptimalkan fungsi masjid dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

“Masjid harus menjadi pusat persatuan, dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Rasulullah SAW yang sejak muda berbisnis menunjukkan bahwa dakwah seharusnya selaras dengan kemajuan muamalah,” ujar Kalla. Ia menekankan bahwa pengurus DMI memiliki tanggung jawab mulia untuk menggerakkan masjid agar dapat berkontribusi secara nyata terhadap kemajuan masyarakat.

Kalla menambahkan, zakat dan haji sebagai rukun Islam intim kaitannya dengan kemampuan ekonomi individu, sehingga memajukan umat merupakan bagian integral dalam tugas memakmurkan masjid. Dalam konteks ini, DMI diharapkan dapat memperkuat peran masjid dalam menciptakan iklim kehidupan yang lebih baik bagi umat.

Pelantikan yang digelar dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, serta perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Kementerian Agama, di antaranya KH Dr. Asep Saifuddin Halim dan Prof. KH Abdul Hakim Subchan.

Wakil Gubernur Dardak menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap menjalin sinergi dengan DMI. Ia menekankan, walaupun kontribusi yang diberikan mungkin tampak kecil, keberkahan yang dihasilkan dari masjid sangatlah besar. “Masjid merupakan amal jariyah lintas generasi dan menjadi pusat peradaban,” ungkapnya.

Data dari pemerintah provinsi menunjukkan terdapat sekitar 53.500 masjid di Jawa Timur, dengan lebih dari 80.000 imam yang telah mendapatkan tunjangan kehormatan sejak tahun 2019. Ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan peran masjid di masyarakat.

Sementara itu, Ketua PW DMI Jawa Timur, Dr. KH Sudjak, menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial. “Ini adalah amanah besar dan mulia untuk memakmurkan masjid. Kita harus menjadikan masjid benar-benar pusat kemaslahatan umat,” tuturnya.

PW DMI Jawa Timur periode 2025–2030 akan menjalankan 12 departemen dengan tiga program unggulan, yaitu Program Uang Kehormatan Imam Masjid (UKIM), Masjid Award, dan Halal Center DMI yang mendukung sertifikasi halal di seluruh provinsi.

Acara pelantikan ditutup dengan tausiyah oleh As-Syeikh Prof. Muhammad Fadhil Al-Jailani, cicit ulama tasawuf dunia, Syaikh Abdul Qadir Jaelani. Dalam sesi tersebut, Al-Jailani memperkenalkan Kitab Nahrul Qadiriyah, hasil penelitian puluhan tahun atas karya leluhurnya, yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi generasi masa kini.

Dengan berbagai inisiatif yang dicanangkan, DMI berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan pembelajaran bagi masyarakat, menuju terwujudnya peradaban yang lebih maju.