Nasional

Djokovic: Alcaraz dan Sinner Terlalu Hebat di Semifinal US Open

Avatar photo
5
×

Djokovic: Alcaraz dan Sinner Terlalu Hebat di Semifinal US Open

Sebarkan artikel ini

Djokovic Pujian untuk Alcaraz dan Sinner usai Kekalahan di US Open

Jakarta – Novak Djokovic, petenis nomor satu dunia, mengakui kehebatan Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner setelah kalah dari Alcaraz dalam pertandingan semifinal US Open. Djokovic mengatakan, “Saya kalah tiga dari empat Grand Slam di semifinal melawan mereka, jadi mereka terlalu hebat, bermain di level yang sangat tinggi.”

Djokovic menghadapi Alcaraz dalam pertandingan yang berlangsung pada Jumat malam waktu setempat, di mana ia kalah dalam dua set langsung. Setelah pertandingan, Djokovic mengungkapkan bahwa ia kehabisan tenaga setelah set kedua dan merasa dapat mengimbangi ritme permainan Alcaraz pada set awal. “Setelah itu, saya kehabisan tenaga, dan dia terus melaju,” ujarnya.

Menghadapi dua rival muda tersebut, Djokovic mencatatkan bahwa format best-of-five memang menyulitkannya, terutama di tahap akhir turnamen besar. “Saya merasakannya juga saat melawan Jannik. Format ini membuatnya sangat sulit untuk bertanding melawan mereka,” tambahnya.

Di tahun ini, Djokovic berhasil mencapai semifinal di semua turnamen Grand Slam. Namun, perjalanan kariernya di turnamen utama menghadapi sejumlah rintangan. Ia terpaksa mundur dari Australian Open setelah set pertama melawan Alexander Zverev, dan kalah dari Sinner di Roland Garros serta Wimbledon. Kinerjanya di Grand Slam sangat bergantung pada kondisi fisik, yang kini menjadi tantangan bagi Djokovic yang telah berusia 38 tahun.

“Saya senang dengan level tenis saya, tetapi fisik adalah yang terpenting,” ungkap Djokovic, yang memiliki catatan head-to-head 5-4 melawan Alcaraz. Ia menekankan pentingnya menjaga kondisi tubuh agar tetap kompetitif, namun mengakui batasan yang ada di usianya saat ini.

Djokovic juga mengungkapkan frustrasinya ketika tidak dapat mempertahankan kondisi fisik sesuai harapan. “Ini adalah sesuatu yang, sayangnya, di titik karier saya saat ini, tidak bisa saya kendalikan,” katanya. Meskipun demikian, ia tetap optimis dan menghargai dukungan yang diterimanya dari penonton di lapangan.

Dengan total 100 gelar di tingkat tur, Djokovic merasa bersyukur untuk setiap momen yang ia nikmati di lapangan. “Saya masih menikmati persaingan ini. Dukungan luar biasa dari penonton sangat berarti bagi saya. Itulah salah satu alasan terbesar mengapa saya terus berjuang,” kata Djokovic.

Meskipun belum meraih gelar di US Open sejak 2023, pengalamannya menghadapi Alcaraz dan Sinner memberikan pelajaran berharga. Ia menyadari tantangan besar yang harus dihadapinya untuk bersaing di tingkat tertinggi, terutama dengan dua petenis muda yang tengah menanjak.

“Akan sangat sulit bagi saya di masa depan untuk mengatasi rintangan Sinner dan Alcaraz dalam format best-of-five. Jika dalam format best-of-three mungkin ada peluang lebih baik, tetapi dalam format best-of-five, itu menjadi jauh lebih sulit,” jelas Djokovic.

Dengan catatan 31-10 dalam musim ini, Djokovic mengakui kekecewaan karena tidak dapat melanjutkan perburuan gelar di New York. Namun, ia menyatakan bahwa jika harus kalah, ia lebih memilih kalah dari Alcaraz dan Sinner. “Kalah dalam tenis memang tidak menyenangkan, tetapi mereka pantas mendapatkan pujian. Kita harus memberi mereka apresiasi atas permainan mereka,” tutupnya.

Djokovic, yang tetap optimis di hadapan tantangan mendatang, berjanji untuk terus berjuang demi meraih gelar di masa depan.