Mahasiswa Gelar Aksi Solidaritas untuk Ojol yang Meninggal di Sidoarjo
Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sidoarjo menggelar aksi solidaritas di Exit Tol Sidoarjo, Selasa (2/9). Kegiatan ini diadakan untuk memperingati duka cita atas meninggalnya dua orang pengemudi ojek online (ojol), yang diduga mengalami kecelakaan saat bertugas. Dalam aksi tersebut, mereka melaksanakan salat ghaib dan membakar ban sebagai bentuk protes sekaligus ungkapan rasa simpati terhadap para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Aksi ini dimulai dengan salat ghaib yang diikuti oleh mahasiswa. Setelah melaksanakan ibadah tersebut, mereka menggelar orasi yang menekankan pentingnya keselamatan dan perlindungan bagi pengemudi ojol di Indonesia. Koordinator aksi, Rudi Hartono, dalam orasinya menyampaikan, “Kita tidak hanya berduka, tetapi juga harus berjuang agar kejadian serupa tidak terulang. Keamanan pengemudi harus menjadi prioritas, terutama dalam melindungi mereka saat bekerja.”
Sekitar 200 mahasiswa turut berpartisipasi dalam aksi ini, yang juga dipenuhi oleh spanduk-spanduk yang menyoroti hak dan keselamatan para pengemudi ojol. Salah satu isi spanduk tersebut berbunyi, “Hidupkan Keselamatan, Lindungi Ojol.” Para demonstran berharap pemerintah dan perusahaan penyedia aplikasi ojol lebih memperhatikan kondisi kerja serta keselamatan pengemudi di lapangan.
Kejadian meninggalnya dua pengemudi ojol ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan yang menimpa pekerja di sektor transportasi online. Berbagai faktor, seperti kurangnya infrastruktur yang memadai dan tingginya volume kendaraan di jalan raya, menjadi sorotan utama dalam orasi mahasiswa. Anggie, seorang mahasiswa fakultas hukum, menambahkan, “Perlunya regulasi yang lebih ketat dan pengawasan terhadap keselamatan pengemudi adalah hal yang sangat penting. Kita berharap pemerintah bisa mendukung langkah ini.”
Aksi solidaritas ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Salah satu warga, Budi Santoso, yang kebetulan melintas, mengungkapkan dukungannya. “Saya setuju dengan apa yang mereka suarakan. Pengemudi ojol juga manusia yang berhak mendapatkan perlindungan dan keselamatan saat bertugas,” ujarnya.
Misi dari mahasiswa ini tidak hanya untuk mengingat para pengemudi yang telah meninggal, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya saling menghargai dan menjaga keselamatan di jalan. Mereka berharap aksi ini menjadi amunisi bagi perubahan kebijakan ke depan demi kebaikan bersama.
Sidoarjo yang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan transportasi online di Indonesia, kini menjadi lokasi vital untuk menyuarakan isu-isu keselamatan dalam sektor ini. Hal ini penting mengingat semakin banyaknya masyarakat yang bergantung pada layanan ojol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan langkah ini, diharapkan selaras dengan kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan kondusif bagi para pengemudi ojol di seluruh Indonesia. Mahasiswa mengekspresikan komitmen mereka untuk terus memperjuangkan hak dan keselamatan pengemudi, demi masa depan yang lebih baik.