Serikat Pekerja Sepakat Tunda Aksi Massa untuk Menjaga Kondusivitas
Jakarta – Empat konfederasi serikat pekerja di Indonesia memutuskan untuk menunda rencana aksi unjuk rasa hingga situasi keamanan kembali stabil. Keputusan ini diambil setelah aksi demonstrasi yang terjadi pada pekan lalu berujung pada kerusuhan, termasuk tindakan pembakaran dan penjarahan.
Keempat konfederasi tersebut adalah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Pembaruan, dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI). Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga kondusivitas dan perdamaian, terutama mengingat potensi jumlah massa yang besar.
Andi Gani menegaskan, “Empat konfederasi buruh sepakat untuk tidak menurunkan massa dalam waktu dekat karena kami ingin menjaga kondusivitas dan kedamaian,” menjawab pertanyaan wartawan. Beliau telah mengeluarkan instruksi kepada anggotanya untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh tindakan perusuh.
Lebih lanjut, Andi Gani menjelaskan bahwa instruksi tersebut dikeluarkan bersama tiga pimpinan konfederasi lainnya, yaitu Said Iqbal dari KSPI, Jumhur Hidayat dari KSPSI Pembaruan, dan Ely Rosita Silaban dari KSBSI. Mereka sepakat untuk memastikan setiap buruh bersiaga di tempat masing-masing dan tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa yang berpotensi anarkis. “Demonstrasi yang damai adalah ruang demokrasi yang harus dijaga,” tegasnya.
Andi Gani juga meminta anggota KSPSI untuk mengikuti instruksi pimpinan dan menghindari lokasi-lokasi yang berbahaya. “Saya imbau buruh dari KSPSI, sebagai konfederasi buruh terbesar, untuk menunggu arahan lebih lanjut,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal, menegaskan bahwa serikatnya juga tidak berencana melakukan aksi dalam waktu dekat setelah terlibat dalam demonstrasi pada Kamis (28/8) lalu. Ia menekankan pentingnya mengikuti prosedur dan undang-undang dalam mengorganisir aksi, sekaligus menghindari kekerasan dan tindakan anarkis, yang dapat merugikan semua pihak.
Said Iqbal menambahkan, “Kita semua yang akan rugi jika terus menerus terjadi kekacauan. Maka dari itu, mari kita lakukan tindakan secara bijak.”
Dengan situasi yang rawan, para pemimpin serikat pekerja berharap semua anggotanya dapat tetap bersikap tenang dan kuat dalam menghadapi tantangan yang ada, sambil tetap menjaga ruang untuk dialog yang konstruktif bagi seluruh elemen masyarakat.
Keputusan untuk menunda aksi ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih aman dan kondusif, serta memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk mengekspresikan aspirasi mereka dengan cara yang lebih damai dan tertib.