Trump Tuduh George Soros Dukung Protes Kekerasan di AS
Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim bahwa George Soros, seorang donatur besar Partai Demokrat, beserta putranya, Alexander Soros, berada di balik protes kekerasan yang terjadi di dalam negeri. Tuduhan tersebut disampaikan Trump melalui platform Truth Social, meski ia tidak menyertakan bukti konkret. Pernyataan ini muncul di tengah serangkaian investigasi yang dilakukan pemerintahannya terhadap para pesaing politik.
“Soros dan putranya yang beraliran kiri radikal patut didakwa berdasarkan Undang-Undang RICO karena mendukung protes kekerasan ini,” tulis Trump. RICO adalah undang-undang yang terkait dengan tindakan kriminal terorganisir, menunjuk pada dugaan keterlibatan Soros dalam aksi yang dianggapnya merugikan.
Menanggapi tuduhan tersebut, Open Society Foundations, yayasan yang didirikan Soros, turut angkat bicara. Seorang juru bicara yayasan menegaskan melalui pernyataan resmi bahwa tuduhan yang diarahkan kepada Soros adalah tidak berdasar dan menyesatkan. Yayasan ini mengklaim bahwa mereka tidak terlibat dalam pendanaan atau dukungan terhadap protes-protes yang bersifat kekerasan, dan menegaskan dukungan mereka terhadap kebebasan berbicara serta protes damai yang merupakan bagian dari demokrasi.
Teori konspirasi terkait keluarga Soros memang telah beredar luas, terutama sejak Juni ketika aksi protes melawan penggerebekan imigrasi di Los Angeles mulai mencuat. Trump memanfaatkan situasi ini untuk mengerahkan Garda Nasional serta Marinir ke kota tersebut, yang dikuasai oleh Partai Demokrat.
Investigasi fakta yang dilakukan oleh beberapa lembaga, termasuk AFP, membantah klaim bahwa organisasi-organisasi yang didukung Soros telah mendistribusikan batu bata untuk digunakan dalam protes. Soros, yang saat ini berusia 95 tahun, telah lama menjadi target serangan dari kelompok sayap kanan di Eropa dan AS, sering kali dituduh tanpa bukti kuat sebagai penyebab berbagai krisis, termasuk kerusuhan dan masalah migrasi.
Melalui pernyataannya, Trump juga menyiratkan bahwa Soros dan “teman-teman gilanya” diam-diam merusak negara Amerika. “Kita tidak akan membiarkan orang-orang ini menghancurkan Amerika lagi. Kami akan mengawasi mereka!” ujar Trump, menegaskan ketidakpuasannya terhadap Soros.
Tak hanya itu, Trump sebelumnya juga menuntut tanggung jawab Soros atas vonis bersalah yang dihadapinya terkait pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film dewasa, menyebut Soros mengendalikan jaksa penuntut umum yang mengajukan tuntutan terhadapnya.
Pada tahun 2023, Soros mengumumkan bahwa ia akan menyerahkan kepemimpinan Open Society Foundations kepada putranya, Alexander. Di pemilihan umum 2024 mendatang, Alexander Soros dikenal sebagai pendukung vokal terhadap kandidat dari Partai Demokrat, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris, yang menjadi lawan politik Trump.
Dalam konteks politik yang semakin memanas menjelang pemilu, tuduhan-tuduhan ini menambah ketegangan antara pihak-pihak yang bertentangan, serta menunjukkan bagaimana retorika politik dapat berpengaruh pada persepsi publik.