Internasional

Kemlu RI Kirim Nota Diplomatik ke Timor Leste Usai Warga Tertembak di Perbatasan

Avatar photo
5
×

Kemlu RI Kirim Nota Diplomatik ke Timor Leste Usai Warga Tertembak di Perbatasan

Sebarkan artikel ini

Kementerian Luar Negeri RI Kirim Nota Diplomatik ke Timor Leste Usai Insiden Penembakan

Jakarta, CNN Indonesia – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Timor Leste setelah insiden penembakan yang melibatkan seorang warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Penembakan ini terjadi saat terjadi ketegangan di daerah perbatasan antara kedua negara. Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili telah melaporkan kejadian ini.

Judha menjelaskan bahwa nota diplomatik yang diajukan tersebut mengandung permintaan agar proses survei di 12 lokasi rawan ditunda untuk mencegah eskalasi ketegangan di perbatasan Indonesia dan Oecusse, Timor Leste. “KBRI Dili juga meminta pihak Timor Leste untuk melakukan penyelidikan atas insiden ini serta melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Judha dalam rilis resmi yang dikeluarkan pada Rabu (27/8).

Duta Besar RI untuk Dili, Okto Dorinus Manik, telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Assanami Sabino. Kesepakatan kedua belah pihak adalah untuk menunda kegiatan survei bersama dan mendorong semua pihak agar saling menahan diri. Judha menekankan pentingnya pengelolaan media yang baik oleh kedua negara untuk menghindari manipulasi informasi oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.

KBRI Dili juga telah menerjunkan perwakilan di Oecusse untuk meninjau lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait. Melalui Atase Kepolisian dan Atase Pertahanan, KBRI Dili akan terus menjalin komunikasi erat dengan pengamanan perbatasan dan Polda NTT untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kronologi Kejadian

Judha menjelaskan kronologi insiden yang menimpa warga NTT tersebut. Pada 25 Agustus 2025, sekitar pukul 09.00 WITA, 24 warga Dusun Nino, Desa Inbate, Timor Tengah Utara (TTU), NTT, sedang melakukan kegiatan gotong royong untuk membuka lahan persiapan menanam jagung di sekitar patok Provinsi 36. Saat itu, tim survei perbatasan dari Timor Leste melakukan kunjungan ke wilayah perbatasan Desa Inbate. Tim tersebut terdiri dari dua pejabat dinas pertanahan dan lima pengawal bersenjata dari kepolisian perbatasan (UPF).

Namun, tim survei Timor Leste datang lebih awal tanpa pendampingan dari tim survei Indonesia. Hal ini mengakibatkan miskomunikasi dan kesalahpahaman antara tim survei dengan masyarakat setempat. “Insiden ini terjadi akibat ketidakcocokan antara tindakan pembangunan patok oleh tim survei Timor Leste dan penolakan masyarakat setempat,” kata Judha.

Sebelumnya, seorang warga Desa Inbate bernama Paulus Oki dilaporkan tertembak dalam bentrok tersebut ketika mempertahankan batas negara yang diduga telah digeser oleh Timor Leste. Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, mengungkapkan bahwa penyebab penembakan adalah tindakan aparat Timor Leste yang berusaha membangun pilar batas negara yang diduga masuk dalam wilayah Indonesia.

Penutup

Pemerintah Indonesia melalui Kemlu mengupayakan penanganan insiden ini dan mendorong kerjasama yang baik antara kedua negara untuk mencegah terjadinya konflik lebih lanjut di perbatasan. Harapannya, melalui dialog dan komunikasi yang terbuka, masalah perbatasan dapat diselesaikan secara damai dan saling menguntungkan.