Nasional

Kementerian Komunikasi: Sekolah Rakyat Potensi Putus Lingkaran Kemiskinan di Indonesia

Avatar photo
5
×

Kementerian Komunikasi: Sekolah Rakyat Potensi Putus Lingkaran Kemiskinan di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Kementerian Komunikasi dan Digital: Sekolah Rakyat Dapat Putus Lingkaran Kemiskinan

Kementerian Komunikasi dan Digital menegaskan bahwa program pendidikan gratis Sekolah Rakyat berpotensi kuat untuk memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, mengungkapkan bahwa program ini sedang dalam proses pembangunan 100 sekolah unggulan yang ditargetkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Sekolah Rakyat memberikan pendidikan formal bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, dan saat ini anak-anak yang terdaftar sudah mendapatkan izin orang tua untuk mengikuti pendidikan di sekolah asrama. Pendidikannya mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA, dengan harapan bahwa para siswa ini dapat mengangkat derajat keluarga mereka di masa depan.

“Dengan izin dan restu dari orang tua, mereka akan tinggal di asrama untuk mendapatkan pendidikan. Insya Allah, mereka akan menjadi generasi yang mengangkat derajat orang tua,” ujar Fifi saat memberikan keterangan di Jakarta, Sabtu lalu.

Program ini digagas oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai upaya untuk memenuhi akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, khususnya pada Desil 1 dan 2 menurut Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Dalam implementasinya, siswa di Sekolah Rakyat mendapatkan pendidikan formal di siang hari dan pendidikan karakter di malam hari. Kurikulum tidak hanya mencakup mata pelajaran formal, namun juga mengintegrasikan nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup.

Kementerian Sosial, sebagai pelaksana teknis program ini, berencana agar sebanyak 165 Sekolah Rakyat rintisan beroperasi pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, seratus sekolah di antaranya sudah aktif pada bulan Juli dan Agustus. Lokasi pembangunan Sekolah Rakyat tersebar di berbagai wilayah, termasuk 22 di Sumatera, 48 di Jawa, dan sejumlah lainnya di Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Pada Jumat, 22 Agustus, Presiden Prabowo Subianto memberikan pembekalan kepada 154 kepala sekolah dan 2.221 guru dari Sekolah Rakyat di Jakarta. Dalam acara tersebut, Presiden menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dengan harapan dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar.

Program Sekolah Rakyat diharapkan bisa memberikan manfaat langsung dan nyata bagi anak-anak dari kalangan tidak mampu, membantu mereka menjangkau pendidikan yang lebih baik dan sebagai langkah konkret untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Dengan keberadaan Sekolah Rakyat, diharapkan tidak hanya kualitas pendidikan yang meningkat, tetapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan guna meraih masa depan yang lebih baik. Seluruh pihak diharapkan dapat berkontribusi aktif agar program ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan, sehingga mimpi-mimpi anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak bisa terwujud.