Helm Gratis untuk Siswa di Blitar: Upaya Edukasi atau Sekadar Formalitas?
Dalam upaya menanamkan kesadaran berlalu lintas sejak dini, Satlantas Polres Blitar Kota melakukan kegiatan yang cukup berbeda dari biasanya: membagikan helm kepada siswa di bawah umur di jalanan kota. Aksi ini tidak hanya sebatas simbolis, melainkan sebuah langkah nyata yang diharapkan mampu mengubah pola pikir dan kebiasaan mereka saat berkendara.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly, yang tampak serius dan fokus dalam mengedukasi masyarakat. Turut hadir dalam acara tersebut Wakapolres Kompol Subiantana dan Kasat Lantas AKP Agus Prayitno. Momen ini sempat menyita perhatian pengendara di simpang empat Lovi Jalan Ahmad Yani, yang awalnya terkejut melihat rombongan polisi tiba-tiba membagikan helm. Perubahan suasana terjadi ketika mereka yang beruntung mendapatkan helm dan cokelat, sebuah simbol apresiasi dari aparat kepolisian.
Kapolres Titus Yudho Uly menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Operasi Patuh Semeru 2025 yang sedang berlangsung. Ia menegaskan, langkah ini lebih bersifat himbauan dan preventif, bertujuan untuk mengingatkan pentingnya disiplin dan keselamatan berlalu lintas sejak usia dini. “Kami ingin anak-anak dan pelajar mulai terbiasa memakai helm, agar mereka terbiasa dan sadar akan pentingnya keselamatan saat berkendara,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).
Namun, di balik niat baik tersebut, kenyataannya masih banyak siswa di bawah umur yang belum sepenuhnya memahami pentingnya memakai helm, meskipun orang tua mereka sudah menerapkan kebiasaan tersebut. Fakta ini menunjukkan bahwa edukasi dan pengawasan dari rumah tetap menjadi faktor utama dalam membangun budaya tertib berlalu lintas.
Lebih jauh, Kapolres Titus menegaskan bahwa kegiatan ini tak sekadar memberikan teguran, melainkan juga memberi motivasi melalui pemberian hadiah kecil seperti cokelat kepada pengguna jalan yang mematuhi aturan. Menurutnya, langkah ini diambil agar masyarakat tidak merasa dihakimi, melainkan didorong untuk lebih sadar dan bertanggung jawab.
Operasi Patuh Semeru 2025 sendiri digelar selama dua minggu, mulai dari 14 hingga 27 Juli, dengan melibatkan puluhan personel dari Satlantas Polres Blitar Kota. Ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa penegakan disiplin lalu lintas harus dilakukan secara konsisten, tidak hanya melalui razia, tetapi juga melalui edukasi yang menyentuh ke hati masyarakat.
Pertanyaan besar tetap tersisa: Apakah kegiatan seperti ini cukup efektif mengubah kebiasaan masyarakat, terutama anak-anak dan pelajar, dalam berlalu lintas? Atau sekadar formalitas yang tak mampu menembus kesadaran mereka? Yang pasti, langkah awal ini harus diikuti dengan upaya berkelanjutan dan melibatkan semua pihak, termasuk orang tua dan lembaga pendidikan, agar budaya tertib berlalu lintas benar-benar tertanam sejak usia dini.