Internasional

Macron Ancam Sanksi Rusia Jika Diplomasi Gagal di Ukraina

Avatar photo
4
×

Macron Ancam Sanksi Rusia Jika Diplomasi Gagal di Ukraina

Sebarkan artikel ini

Ancaman Sanksi Prancis kepada Rusia Jika Diplomasi Gagal di Ukraina

Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengancam untuk menerapkan sanksi tambahan terhadap Rusia jika upaya diplomasi untuk menghentikan perang di Ukraina tidak membuahkan hasil. Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Gedung Putih, Macron menekankan pentingnya dialog antara pihak-pihak yang terlibat, namun dengan tegas menyatakan kesiapan Prancis untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia apabila diperlukan.

“Namun, jika pada akhirnya proses ini ditolak, kami juga siap menyatakan bahwa kami perlu meningkatkan sanksi,” ungkap Macron, dikutip dari AFP, Senin (18/8). Pernyataan ini muncul setelah diskusi intensif mengenai perkembangan situasi di Ukraina dan dampaknya terhadap keamanan global.

Macron juga menyoroti tindakan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, yang menerapkan sanksi terhadap India karena dianggap sebagai pembeli utama energi Rusia. Sanksi ini berupa tarif impor sebesar 25 persen, yang diharapkan dapat mempengaruhi keputusan New Delhi untuk terus membeli senjata dan minyak dari Rusia. “Sanksi sekunder terhadap India telah memiliki dampak signifikan,” jelas Macron.

Seiring dengan perkembangan ini, Macron ditanya mengenai jaminan keamanan yang mungkin diterima Ukraina. Ia menegaskan bahwa tidak ada konsesi yang dibahas antara Trump, Ukraina, dan negara-negara Eropa terkait hal tersebut. “Tidak, itu sama sekali tidak dibahas. Kita masih jauh dari itu,” tegas Macron. Dalam pernyataannya, ia juga menambahkan bahwa semua pemimpin Eropa yang hadir sepakat untuk tidak membatasi jumlah militer Ukraina dalam kesepakatan mendatang dengan Rusia.

Macron berharap agar Ukraina dan Rusia dapat melanjutkan komunikasi demi tercapainya perdamaian. Ia mengindikasikan bahwa kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat berlangsung dalam dua hingga tiga minggu mendatang, meskipun lokasi pertemuan tersebut belum ditentukan.

Kondisi ini menyusul pertemuan sebelumnya antara Trump dan Putin, di mana tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai. Banyak pengamat menilai bahwa Putin memperoleh keuntungan signifikan dari pertemuan tersebut, termasuk rekonsiliasi hubungan dengan AS. Sementara itu, Trump hanya menyatakan kemungkinan pertemuan antara Putin dan Zelensky, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pertemuan di Gedung Putih ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin Eropa, yang menyatakan dukungannya terhadap upaya Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Menyusul situasi ini, langkah Macron untuk mempertahankan tekanan pada Rusia menunjukkan komitmennya terhadap keamanan Eropa dan keinginan untuk menegakkan prinsip-prinsip internasional yang diabaikan dalam konflik ini.

Dengan ancaman sanksi yang dinyatakan, Prancis berupaya menjaga stabilitas kawasan serta mendukung Ukraine dalam perjuangan mereka melawan agresi asing. Sebagai salah satu negara penggerak dalam koalisi internasional, langkah-langkah yang diambil Macron menjadi sorotan dalam konteks diplomasi global yang rentan saat ini.